MEMAHAMI AYAT AL-QUR’AN
TENTANG TOLERANSI
A. SURAH AL-KAFIRUN
قُلۡ يٰۤاَيُّهَا الۡكٰفِرُوۡنَۙ(1)
لَاۤ اَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُوۡنَۙ(2)
وَلَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ(3)
وَلَاۤ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدۡتُّمۡۙ(4)
وَ لَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ(5)
لَـكُمۡ دِيۡنُكُمۡ وَلِىَ دِيۡنِ(6)
Terjemahan:
1. Katakanlah:
Wahai orang-orang yang menyangkal kebenaran (kafir)!
2. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah,
3. Dan kamu tidak menyembah apa yang aku
sembah.
4. Dan
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu
pun tidak akan menyembah apa yang aku sembah.
6. Untukmu
agamamu dan untukku agamaku!
Tafsiran
(1-2) Dalam ayat ini, Allah
memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan pada orang-orang kafir bahwa
“tuhan” yang mereka sembah bukanlah “Tuhan” yang disembah. Karena mereka menyembah “Tuhan” yang memerlukan
pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam suatu
rupa atau bentuk-bentuk yang lain yang mereka dakwakan, sedang Nabi Saw.
Menyembah tuhan yang tidak ada tandingannya dan tidak ada sekutu baginya, tidak
mempunyai anak/istri, akal tidak sanggup mereka bagaimana dia, tidak ditentuka
oleh tempat dan tidak terkait oleh masa, tidak memerlukan perantara dan tidak
pula memerlukan penghubung.
(3) Selanjutnya Allah menambahkan lagi
pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan
menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwakan Nabi Muhammad
Saw. Karena sifat-sifatnya berlawan dengan sifat-sifat “Tuhan” yang mereka
sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.
(4-5) Sesudah Allah menyatakan tentang
tidak mungkin ada persamaan sifat antara tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad
Saw. Dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak
ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad Saw
adalah tuhan yang maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada
seseorang atau memihak kepada suatu bangsa/orang tertentu. Sedangkan “Tuhan”
yang mereka sembah itu berbeda dari tuhan yang disebut diatas, lagi pula ibadah
Nabi hanya untuk Allah saja, sedangkan ibadah mereka bercampur dengan syirik
dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak
dinamakan ibadah.
(6) Kemudian ayat ini, Allah mengancam
orang-orang kafir dengan firmannya yaitu “Bagi kamu balasan atas amal
perbuatanmu, dan bagiku balasan atas amal perbuatanku. Dalam ayat lain Allah
berfirman:
قُلْ أَتُحَآجُّونَنَا فِي اللّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ
Artinya :
Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. (Al-Baqarah : 139)
(Dept. Agama RI. Hal : 796-798)
Tajwid
No.
|
Bacaan Tajwid
|
Lafadz
|
Sebab
|
Keterangan
|
1.
|
Mad Thabi’i
|
يَا -أَيُّهَا – الْكَافِرُونَ -لَا –
مَا- عَابِدُونَ-
أَنَا عَابِدٌ- دِينُكُمْ
|
1) ا didahului fathah
2) ي didahului kasrah
3) و didahului dhamah
|
Dibaca panjang satu harkat
|
2.
|
Mad arid li sukun
|
الْكَافِرُونَ-
تَعْبُدُونَ- دِينِ
|
Bacaan mad di akhir ayat
|
Dibaca panjang satu harkat
|
3.
|
Al-Qomariyah
|
الْكَافِرُونَ
|
ال Bertemu huruf Qamariyah
|
ال Dibaca jelas
|
4.
|
Idgham bi ghunah
|
عَابِدٌ مَا
|
Tanwin bertemu م
|
Dengan dengung
|
5.
|
Idhar Syafawi
|
أَنْتُمْ عَابِدُونَ-
لَكُمْ دِينُكُمْ
|
مْ bertemu huruf hijaiyah selain م ب &
|
Dibaca jelas
|
B. SURAH YUNUS AYAT 40-41
وَ
مِنۡهُمۡ مَّنۡ يُّؤۡمِنُ بِهٖ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ لَّا يُؤۡمِنُ بِهٖؕ وَرَبُّكَ
اَعۡلَمُ بِالۡمُفۡسِدِيۡنَ.
وَاِنۡ
كَذَّبُوۡكَ فَقُلْ لِّىۡ عَمَلِىۡ وَلَـكُمۡ عَمَلُكُمۡۚ اَنۡـتُمۡ
بَرِيۡٓــُٔوۡنَ مِمَّاۤ اَعۡمَلُ وَاَنَا بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ
Terjemahan:
40. Di
antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabbmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 10:40)
41.
Jika mereka mendustaka kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas
diri terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. 10:41)
Tafsiran :
(40)
Allah menjelaskan bahwa orang yang pernah menerima seruan dakwah Nabi Muhammad
Saw, ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran dan mengikutinya serta
memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak
beriman kepada Nabi Muhammad Saw mereka mati dalam kekafiran.
(41)
Allah memberikan penegakan kepada rasulnya, bahwa jika mereka menduskanmu, maka
katakanlah bagiku pekerjaan ku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian
berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa
yang kalian kerjakan. Allah maha mengetahui siapa yang berhak mendapatkan Hidayah, lalu diberinya
hidayah, dan dia mengetahui juga siapa yang berhak sesat. Lalu dia menyesatkannya,
dia maha adil dan tidak pernah Dzalim, bahkan dia memberi kepada
masing-masingnya sesuai dengan apa yang berhak dia terima.
(Abul Fida’ Ibnu
Kasir ad Dimasqu, Tafsir Ibnu Kasir, Sinar Baru Algasindo Bandung 2003. Hal:
213-221)
Tajwid
No
|
Tertulis
|
Hukum Tajwid
|
Cara membaca
nya
|
Penjelasan
|
1
|
وَمِنْهُمْ
|
Idhar
|
Suara nun mati dibaca jelas
|
Nun Mati atau tanwin jika bertemu dengan salah satu
huruf Idhar
|
2
|
وَمِنْهُمْ
مَنْ
|
Idgham Mitslain
|
Suara mim mati di masukkan ke huruf mim, ditekan dan
ditahan dua harakat
|
Mim Mati jika bertemu dengan huruf
hijaiyah ada tiga hukum bacaan
|
3
|
مَنْ يُؤْمِنُ
|
Idgham bighunnah
|
Suara nun mati masuk dengan dengun, ditekkan dan
ditahan dua harakat
|
Jika Nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu
huruf ya’, nun. Mim, dan wawu disebut bacaan idgham bighunnah
|
4
|
مَنْ لاَ
يُؤْمِنُ
|
Idgham bilaghunnah
|
Suara nun mati di tekan/dimasukkan dengan tanpa
dengung
|
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam
& ra’ disebut bacaan idgham bilaghunnah
|
5
|
وَاِنْ كَذَبُوْكَ
|
Ikhfa’
|
Suara nun mati dibaca sama-samar
|
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan
huruf selain yang di sebutkan di atas
|
6
|
مِمَّا
|
Ghunnah dan
Maththabii
|
|
|
C. SURAH
AL-KAHFI AYAT 29
Terjemahan:
Dan katakanlah: Kebenaran itu
datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung
mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan
air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS.18:29)
Tafsiran :
(29)
Pada ayat ini, Allah Swt memerintahkan Rasulnya supaya menegaskan kepada
orang-orang kafir bahwa kebenaran yang disampaikan kepada mereka itu berasal
dari Allah, Tuhan semesta alam , kewajiban mereka adalah mengikuti kebenaran
itu dan mengamalkannya, manfaat dari kebenaran itu tentulah kembali kepada
mereka yang mengamalkannya. Demikian pula sebaliknya, akibat buruk dari
pengingkaran terrhadap kebenaran itu kembali kepada mereka yang mengingkarnya.
Oleh karena itu, barang siapa yang ingin beriman kepadanya dan masuk kedalam
barisan orang-orang yang beriman, hendaklah segera berbuat tanpa mengajukan
syarat-syaran dan alasan-alasan yang dibuat-buat sebagaimana halnya
pemuka-pemuka musyriki yang memandang rendah orang-orang mukmin yang kafir.
Juga halnya bagi siapa yang ingkar dan meremehkan kebenaran Rasulullah Saw
tidak akan memperoleh kerugian apa-apa karena keingkaran itu sebagaimana halnya
beliau tidak akan memperoleh keuntungan apapun jika mereka beriman, Allah SWT
berfirman:
...فَلَهَا أَسَأْتُمْ وَإِنْ لأنْفُسِكُمْ تُمْ
أَحْسَنْحْسَنْتُمْ أَ
إِنْ
Artinya : jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik untuk dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.
(Al-Isra’:17/7)
Tetapi
jika manusia memilih kekafiran dan melepaskan keimanan, berarti mereka telah
melakukan kezaliman, yakni meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Oleh karena
itu, Allah memberikan ancaman keras kepada mereka yakni akan melemparkan mereka
kedalam neraka mereka tidak akan lolos dari neraka itu. Karena api neraka yang
bergejolak itu mengepung mereka dari segala penjuru, sehingga mereka laksana
orang yang tertutup dalam kurungan. Bila mana dalam neraka itu mereka itu
saling meminta minum karena dahaga, maka akan diberi air yang panasnya seperti
cairan besi, yang mendidih yang menghanguskan muka mereka sungguh sangat jelek
air yang mereka minum itu. Tidak mungkin air minum yang panasnya seperti itu
dapat menyegarkan kerongkongan dan menghilangkan dahaga orang yang sedang
kepanasan bahkan sebaliknya menghancurkan diri mereka. Neraka yang mereka
tempati ini adalah tempat yang paling buruk dan penuh dengan siksa.
(Dept. Agama RI.
Hal: 603-604)
Tajwid
Kalimat
|
Hukum Bacaan
|
Sebab
|
|
Idgham Bilaghunnah
|
نْ mati bertemu dengan ر
|
|
Ikhfa
|
mati bertemu dengan ش
|
|
Idgham Bighunnah
|
mati bertemu dengan و
|
|
Mad Asli
|
ْي mati sebelumnya berbaris __
|
makasih ya, pas banget nih materinya...
ReplyDelete