Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Thursday 20 December 2012

MEMAHAMI AYAT AL-QUR’AN TENTANG TOLERANSI

MEMAHAMI AYAT AL-QUR’AN
TENTANG TOLERANSI

A. SURAH AL-KAFIRUN
قُلۡ يٰۤاَيُّهَا الۡكٰفِرُوۡنَۙ(1)
لَاۤ اَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُوۡنَۙ(2)
وَلَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ‌(3)
وَلَاۤ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدۡتُّمۡۙ(4)
وَ لَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ(5)
لَـكُمۡ دِيۡنُكُمۡ وَلِىَ دِيۡنِ(6)
Terjemahan:
1.    Katakanlah: Wahai orang-orang yang menyangkal kebenaran (kafir)!
2.     Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah,
3.     Dan kamu tidak menyembah apa yang aku sembah.
4.    Dan aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
5.    Dan kamu pun tidak akan menyembah apa yang aku sembah.
6.    Untukmu agamamu dan untukku agamaku!

Tafsiran
          (1-2) Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan pada orang-orang kafir bahwa “tuhan” yang mereka sembah bukanlah “Tuhan” yang disembah. Karena  mereka menyembah “Tuhan” yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam suatu rupa atau bentuk-bentuk yang lain yang mereka dakwakan, sedang Nabi Saw. Menyembah tuhan yang tidak ada tandingannya dan tidak ada sekutu baginya, tidak mempunyai anak/istri, akal tidak sanggup mereka bagaimana dia, tidak ditentuka oleh tempat dan tidak terkait oleh masa, tidak memerlukan perantara dan tidak pula memerlukan penghubung.
          (3) Selanjutnya Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwakan Nabi Muhammad Saw. Karena sifat-sifatnya berlawan dengan sifat-sifat “Tuhan” yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.
          (4-5) Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad Saw adalah tuhan yang maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa/orang tertentu. Sedangkan “Tuhan” yang mereka sembah itu berbeda dari tuhan yang disebut diatas, lagi pula ibadah Nabi hanya untuk Allah saja, sedangkan ibadah mereka bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadah.
          (6) Kemudian ayat ini, Allah mengancam orang-orang kafir dengan firmannya yaitu “Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu, dan bagiku balasan atas amal perbuatanku. Dalam ayat lain Allah berfirman:
قُلْ أَتُحَآجُّونَنَا فِي اللّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ
Artinya : Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. (Al-Baqarah : 139)
(Dept. Agama RI. Hal : 796-798)


      Tajwid
No.
Bacaan Tajwid
Lafadz
Sebab
Keterangan
1.
Mad Thabi’i
يَا -أَيُّهَا الْكَافِرُونَ -لَا مَا- عَابِدُونَ- أَنَا عَابِدٌ- دِينُكُمْ
1)      ا didahului fathah
2)      ي didahului kasrah
3)      و didahului dhamah
Dibaca panjang satu harkat
2.
Mad arid li sukun
الْكَافِرُونَ- تَعْبُدُونَ- دِينِ
Bacaan mad di akhir ayat
Dibaca panjang satu harkat
3.
Al-Qomariyah
الْكَافِرُونَ
ال Bertemu huruf Qamariyah
ال Dibaca jelas
4.
Idgham bi ghunah
عَابِدٌ مَا
Tanwin bertemu م
Dengan dengung
5.
Idhar Syafawi
أَنْتُمْ عَابِدُونَ- لَكُمْ دِينُكُمْ
مْ bertemu huruf hijaiyah selain م ب &
Dibaca jelas

B.  SURAH YUNUS AYAT 40-41
وَ مِنۡهُمۡ مَّنۡ يُّؤۡمِنُ بِهٖ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ لَّا يُؤۡمِنُ بِهٖ‌ؕ وَرَبُّكَ اَعۡلَمُ بِالۡمُفۡسِدِيۡنَ.
وَاِنۡ كَذَّبُوۡكَ فَقُلْ لِّىۡ عَمَلِىۡ وَلَـكُمۡ عَمَلُكُمۡ‌ۚ اَنۡـتُمۡ بَرِيۡٓــُٔوۡنَ مِمَّاۤ اَعۡمَلُ وَاَنَا بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ‏


Terjemahan:
40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 10:40)

41. Jika mereka mendustaka kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. 10:41)

Tafsiran :
          (40) Allah menjelaskan bahwa orang yang pernah menerima seruan dakwah Nabi Muhammad Saw, ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw mereka mati dalam kekafiran.
          (41) Allah memberikan penegakan kepada rasulnya, bahwa jika mereka menduskanmu, maka katakanlah bagiku pekerjaan ku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan. Allah maha mengetahui siapa yang  berhak mendapatkan Hidayah, lalu diberinya hidayah, dan dia mengetahui juga siapa yang berhak sesat. Lalu dia menyesatkannya, dia maha adil dan tidak pernah Dzalim, bahkan dia memberi kepada masing-masingnya sesuai dengan apa yang berhak dia terima.
(Abul Fida’ Ibnu Kasir ad Dimasqu, Tafsir Ibnu Kasir, Sinar Baru Algasindo Bandung 2003. Hal: 213-221)


Tajwid
No
Tertulis
Hukum Tajwid
Cara membaca nya
Penjelasan

1
وَمِنْهُمْ


Idhar

Suara nun mati dibaca jelas

Nun Mati atau tanwin jika bertemu dengan salah satu huruf Idhar

2
وَمِنْهُمْ مَنْ



Idgham Mitslain

Suara mim mati di masukkan ke huruf mim, ditekan dan ditahan dua harakat

Mim Mati jika bertemu dengan  huruf  hijaiyah ada tiga hukum bacaan
  1. Idgham mitslain yaitu jika bertemu dengan huruf mim,
  2. Ihfa’ Safawi  yaitu jika bertemu dengan huruf   ba’, cara membaca nya, suara mim mati masuk ke  huruf  ba’ dengan samar-samar
  3. Idhar safawi yaitu ketika bertemu dengan selain huruf mim dan ba’, suara mim mati di baca jelas dengan bibir dalam keadaan terkatup


3
مَنْ يُؤْمِنُ

Idgham bighunnah
Suara nun mati masuk dengan dengun, ditekkan dan ditahan dua harakat

Jika Nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf  ya’, nun. Mim, dan wawu disebut bacaan idgham bighunnah

4
مَنْ لاَ يُؤْمِنُ
Idgham bilaghunnah
Suara nun mati di tekan/dimasukkan dengan tanpa dengung
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam & ra’ disebut bacaan idgham bilaghunnah

5
وَاِنْ كَذَبُوْكَ

Ikhfa’

Suara nun mati dibaca sama-samar

Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan  huruf  selain yang di sebutkan di atas

6
مِمَّا
Ghunnah  dan
Maththabii
  • Suara mim yang pertama di tekan  dengan dengun dan ditahan 2 harakat
  • Suara mim yang kedua panjang 2 harakat

  • Setiap huruf  yang bertemu dengan mim dan Nun Tasydid disebut bacaan Ghunnah
  • Bacaan mad artinya bacaan panjang,
  • Setiap huruf  berharakat fathah diikuti alif tak berharakat, dan baris kasrah  diikuti huruf ya’ mati dan baris dhommah dikuti  wawu mati  dibaca panjang, disebut bacaan mad thobii



C.  SURAH AL-KAHFI  AYAT  29


Terjemahan:
          Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS.18:29)


Tafsiran :
          (29) Pada ayat ini, Allah Swt memerintahkan Rasulnya supaya menegaskan kepada orang-orang kafir bahwa kebenaran yang disampaikan kepada mereka itu berasal dari Allah, Tuhan semesta alam , kewajiban mereka adalah mengikuti kebenaran itu dan mengamalkannya, manfaat dari kebenaran itu tentulah kembali kepada mereka yang mengamalkannya. Demikian pula sebaliknya, akibat buruk dari pengingkaran terrhadap kebenaran itu kembali kepada mereka yang mengingkarnya. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin beriman kepadanya dan masuk kedalam barisan orang-orang yang beriman, hendaklah segera berbuat tanpa mengajukan syarat-syaran dan alasan-alasan yang dibuat-buat sebagaimana halnya pemuka-pemuka musyriki yang memandang rendah orang-orang mukmin yang kafir. Juga halnya bagi siapa yang ingkar dan meremehkan kebenaran Rasulullah Saw tidak akan memperoleh kerugian apa-apa karena keingkaran itu sebagaimana halnya beliau tidak akan memperoleh keuntungan apapun jika mereka beriman, Allah SWT berfirman:
...فَلَهَا أَسَأْتُمْ وَإِنْ لأنْفُسِكُمْ تُمْ أَحْسَنْحْسَنْتُمْ أَ إِنْ  
Artinya : jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri  dan jika kamu berbuat jahat maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. (Al-Isra’:17/7)
          Tetapi jika manusia memilih kekafiran dan melepaskan keimanan, berarti mereka telah melakukan kezaliman, yakni meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, Allah memberikan ancaman keras kepada mereka yakni akan melemparkan mereka kedalam neraka mereka tidak akan lolos dari neraka itu. Karena api neraka yang bergejolak itu mengepung mereka dari segala penjuru, sehingga mereka laksana orang yang tertutup dalam kurungan. Bila mana dalam neraka itu mereka itu saling meminta minum karena dahaga, maka akan diberi air yang panasnya seperti cairan besi, yang mendidih yang menghanguskan muka mereka sungguh sangat jelek air yang mereka minum itu. Tidak mungkin air minum yang panasnya seperti itu dapat menyegarkan kerongkongan dan menghilangkan dahaga orang yang sedang kepanasan bahkan sebaliknya menghancurkan diri mereka. Neraka yang mereka tempati ini adalah tempat yang paling buruk dan penuh dengan siksa.
(Dept. Agama RI. Hal: 603-604)
Tajwid
Kalimat
Hukum Bacaan
Sebab
Idgham Bilaghunnah
نْ mati bertemu dengan ر
Ikhfa
mati bertemu dengan ش
Idgham Bighunnah
 mati bertemu dengan و
Mad Asli
ْي mati sebelumnya berbaris __

1 comment: