Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Thursday 21 May 2015

SAHAM DAN NILAI SAHAM

BAB II
PEMBAHASAN
SAHAM
            Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
            Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

A.    SAHAM PREFEREN
            Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan saham biasa.

1.      Karakteristik Saham Preferen
            Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut:
1)      Preferen terhadap Dividen
a.       Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
b.      Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatip, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan hak dividen kumulatip, maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividens in arrears.
2)      Preferen Pada Waktu Likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. 



2.      Macam-Macam Saham Preferen
            Untuk menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa alternatip yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen, ada beberapa macam saham preferen telah dibentuk yaitu:
a.       Convertible Preferred Stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menanbah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan
b.      Callable Preferred Stock
Bentuk lain saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnnya.
c.       Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen tipe baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.

B.     SAHAM BIASA
            Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak.

1.      Hak Pemegang Saham Biasa
1)      Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
2)      Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana  intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.
3)      Hak Preemptive
Hak  preemtive  (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih  banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak  preemtive  memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

C.    SAHAM TREASURI
            Saham tresuri (trasury stock) adalah saham milik perusahaaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan –alasan sebagai berikut:
1.      Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.
2.      Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya
3.      menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.
4.      mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba perlembarnya
5.      Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusaah lain menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile takeover)


NILAI SAHAM
            Ada tiga jenis penilaian saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsik value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
            Ketiga konsep ini merupak hal yang penting, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi dimasa datang.
            Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari niali intrinsik menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal.

A.    NILAI BUKU DAN NILAI-NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN
            Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberap nilai yang berhubungan dengannya perlu diketahui. Nilai-nilai ini adalah nilai nominal (par value), agio saham (additional paid in capital atau in excess of par value), niali modal yang disetor (paid in capital) dan laba yang ditahan (retained earnings).
Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan dengannya yang perlu di ketahui yaitu :
a.      Nilai Nominal
Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
b.      Agio Saham
Agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value) merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Agio saham ditampilkan di neraca dalam nilai totalnya yaitu agio per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dijual.
c.       Nilai Modal Disetor
Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total ynag dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham.
d.      Laba Ditahan
Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai sumber dana internal.


e.       Nilai Buku
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aset bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aset bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, maka perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing kelas ini lebih rumit dibandingkan jika hanya mempunyai saham biasa saja. Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah sebagai berikut :
1.      Hitung nilai ekuitas saham preferen
Yaitu dengan mengalikan nilai tebus (call price) ditambah dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar.
2.      Hitung nilai ekuitas saham biasa
Nilai ekuitas saham biasa bisa di hitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas saham preferren.
3.      Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

B.     NILAI PASAR
            Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.



C.    NILAI INTRINSIK
            Nilai seharusnya atau nilai intrinsik disebutkan juga denga nilai fundamental fundamental value). Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sbenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (companya analysis) dan analisis teknis (technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham.

        Untuk analisi fundamental, ada dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu :
a)      Pendekatan Nilai Sekarang
Pendekatan nilai sekarang disebut juga dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut dimasa mendatang dan prospek ini merupakan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas dimasa depan, maka perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) dimasa depan menjadi nilai sekarang sebagai berikut:
                (1-1)

Notasi:
P0* = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)
t     = periode waktu ke t=1 sampai dengan ∞
k    = suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan                     (required rate of return).


Arus kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Earnings yang diperoleh oleh perusahaan dapat ditahan sebagai sumber dana internal atau dibagikan dalam bentuk dividen. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor.dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan yang diterima oleh investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham.
Model diskonto dividen untuk menghitung nilai intrinsik saham adalah sebagai berikut :
 


                                                              (1-2)


Notasi :
Dt  = dividen yang dibayar untuk periode ke-t.

Dapat juga dituliskan sebagai:

                                                                                                     (1-3)

Pembayaran dividen tidak teratur
Kenyataannya beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak  membayar dividen sama sekali (misalnya dalam periode masa rugi atau dalam periode kesulitan likuiditas). Untuk kasus pembayaran dividen yang tidak teratur ini, untuk menghitung nilai intrinsik saham digunakan rumus (1-3).
Dividen konstan tidak bertumbuh
Umumnya perusahaan enggan untuk memotong dividen karena pengurangan dividen akan dianggap sebagai sinyal jelek oleh investor. Perusahaan emiten tidak ingin mengeluarkan sinyal seperti ini, sehingga banyak ditemukan perusahaan membayar dividen yang konstan untuk menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil. Jika perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham di rumus (1-3) menjadi:
                                                                                       (1-4)

Dan dapat disederhanakan menjadi:
(1-5)


Kasus dividen konstan umumnya dilakukan untuk menilai saham preferen karena dividen saham preferen biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentasi dari nilai nominalnya.
Pertumbuhan dividen yang konstan
Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus dividen yang bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika dividen periode awal adalah D0, maka dividen periode kesatu adalah D0(1+g). Rumus untuk mencari nilai intrinsik saham untuk kasus ini yaitu:
                                                                                                                                  (1-6)

Untuk  D1= D0(1+g) maka menjadi:
                                             (1-7)

Rumus ini juga dikenal dengan model Gordon karena Myron J.Gordon merupakan orang yang mengembangkan dan mengenalkan model ini. dengan asumsi dasar dari model ini adalah k (suku bunga diskonto) harus lebih besar dari g (tingkat pertumbuhan dividen).
Harga jual akhir
Model diskonto dividen di (1-2) sampai (1-7) mengasumsikan bahwa arus dividen sifatnya adalah infiniti, yaitu dividen dividen dibayar terus sampai periode ke-∞. Tidak semua investor menyukai dividen dan akan memegang saham selamanya. Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain dibandingkan dividen. Untuk investor seperti ini harga jual akhir yang diterima perlu dipertimbangkan sebagai arus kas yang harus masuk kedalam rumus model dividen diskonto sebelumnya. Jika investor menjual sahamnya pada periode ke-n sebasar Pn, mak rumus nilai intrinsik saham dapat ditulis sebagai berikut:
                                                                                                                  (1-8)


Nilai Pn merupakan nilai harga jual dari saham atau disebut dengan nilai terminal, yaitu nilai akhir yang diterima oleh investor.
b)     Pendekatan PER
Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price earnings ratio) atau disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.
Rumus yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
 




Atau :


Rumus ini menunjukkan faktor-faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu:
1)      PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (D1/E1).
2)      PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k).
3)      PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g).



No comments:

Post a Comment