Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Thursday 3 September 2015

PESAN-PESAN PERSUASIF



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu (we can not not communication).
            Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”. Kelima elemen dasar tersebut adalah Who (sumber atau komunikator), Says What (pesan), in Which Channel (Saluran), to Whom (Penerima), with What Effect(Efek atau dampak). Lima elemen dasar dari komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di atas akan bisa membantu para komunikator dalam menjalankan tugas mulianya.
            Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari kelima elemen dasar tersebut. Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah sikap dan perilaku komunikan, serta perubahan yang bagaimana yang diharapkan harus menjadi perhatian sangat besar bagi kita semua.
            Dalam komunikasi ada yang disebut dengan pesan persuasif. Pesan dimana kita harus mampu mempengaruhi orang lain agar mau mengkuti keinginan kita. Untuk lebih lanjut akan di bahas dalam bab-bab berikut.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERENCANAAN PESAN-PESAN PERSUASIF
            Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuatnya mereka setuju.
            Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis bersifat rutin, dalam beberapa situasi tertentu diperlukan suatu pesan yang didesain untuk memotivasi atau memberi persuasi kepada yang lain. Di dalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasi dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
            Selain untuk kepentingan internal organisasi, penyampaian pesan-pesan persuasif juga digunakan untuk kepentingan eksternal, misalnya permintaan atau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerja sama. Bahkan, pesan-pesan persuasif untuk kepentingan eksternal merupakan salah satu tugas yang sulit dilakukan. Karena alasan kesibukan, mereka enggan untuk melakukan sesuatu yang baru, terutama jika memerlukan waktu lama dan tidak memberikan jaminan atas suatu hasil tertentu.
            Tidak seperti permintaan rutin, pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide atau gagasannya. Sebagai akibatnya, pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat.
            Sebagaimana pesan-pesan rutin, pesan-pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens anda, mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan direct atau indirect. Akan tetapi, di samping mengomunikasikan ide atau alasan anda, pesan-pesan persuasif juga berguna untuk memotivasi audiens anda agar melakukan sesuatu. Untuk melakukan itu, anda harus menentukan kredibilitas, menyusun kerangka argumentasi, memilih daya penarik, dan memperkuat posisi ketika mengembangkan pesan-pesan persuasif anda.

1.      Analisis Audiens
            Untuk melakukan persuasi mengkin diperlukan waktu cukup lama, bukan saja mingguan bahkan bulanan. Mengapa? Karena setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan setiap orang akan merespons setiap pesan yang disampaikan secara berbeda pula.
            Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasikan perbedaan individual, analisis audiens anda kemudian susunlah suatu pesan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Mulailah dengan pertanyaan penting berikut ini; siapa audiens anda?  anda ingin mereka melakukan apa? apa saja kebutuhan mereka? bagaimana kredibilitas anda sebagai penyampai pesan dalam mempengaruhi suatu pesan? apakah anda juga mempertimbangkan masalah-masalah yang paling penting? bagaimana budaya organisasi dapat mempengaruhi strategi anda?
2.      Mempertimbangkan Perbedaan Budaya
            Pemahaman anda terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu anda dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka memandang anda. Hal ini mengingat bahwa cara memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan berbeda pula. Sebagai contoh, di Swedia audiens memiliki kecenderungan memfokuskan pertanyaan-pertanyaan teoritis dan implikasi strategis, sedangkan di Amerika Serikat dan Jerman para audiens cenderung memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis dan praktis.

3.      Memilih Pendekatan Organisasi
            Sebagaimana dengan penyampaian pesan-pesan rutin dan badnews, anda perlu memilih pendekatan organisasional yang tepat berdasarkan kemungkinan reaksi audiens terhadap pesan yang anda sampaikan. Hakikat persuasi adalah untuk meyakinkan audiens anda atau mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan mereka.
            Dalam hal ini anda dapat menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach) dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif. Akan tetapi, jika audiens anda objektif atau jika anda tahu bahwa mereka lebih suka mendengar pesan-pesan disampaikan secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah pendekatan langsung (irect approach).



B.     MENGEMBANGKAN PESA-PESAN PERSUASIF
            Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu menetapkan kredibilitas, membuat kerangka dokumentasi audiens, menghubungkan audiens dengan hal-hal yang logis, dan memperkuat posisi anda dengan penggunaan bahasa yang baik dan tepat.
1.      Menetapkan Kredibilitas
            Kredibilitas anda ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan keandalan anda. Kalau kredibilitas anda di hadapan audiens diragukan, mereka akan cenderung skeptis dan tidak akan menerima begitu saja setiap apa yang anda sampaikan. Oleh karena itu, anda harus mengatasi audiens yang memiliki sikap skeptis tersebut. Kredibilitas anda adalah kapabilitas anda untuk dipercaya oleh orang lain. Tanpa kredibilitas, upaya anda untuk melakukan persuasi akan tampak sebagai bentuk tipuan.
            Salah satu cara untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua bentuk dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset merupakan bukti objektif yang dapat mendukung kredibilitas anda.
            Cara-cara lain untuk menambah kredibilitas antara lain; jadilah seorang yang ahli (pakar) dalam bidang tertantu; antusias terhadap materi yang disampaikan; objektf dalam melakukan penilaian sesuatu; sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan audiens; kejujuran dapat menumbuhkan respek audiens; intensitas yang baik akan membantu minat audiens; dan pengalaman latar belakang, baik sikap maupun kepercayaan sebelumnya yang dapat membantu mengidentifikasi audiens anda.
2.      Kerangka Argumentasi
            Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta, bukti dan semua lainnya, anda telah siap untuk membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA (attention, interest, disire, action).
a.       Attention (perhatian)
Pada fase ini, anda harus dapat meyakinkan audiens segera di bagian permulaan bahwa anda mempunyai sesuatu yang berguna untuk anda sampaikan. Perkenalkan kepada audiens anda dengan suatu masalah atau ide yang membuat mereka mau mendengar pesan-pesan yang akan anda sampaikan.
b.      Interest (minat)
Pada fase ini, anda menjelaskan relevansi pesan-pesan anda dengan audiens. Kembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama dengan agak rinci. Tujuan anda adalah bagaimana audiens mampu berpikir. Hubungkan atau kaitkan pesan-pesan yang akan anda sampaikan dengan manfaat secara spesifik yang dapat dinikmati oleh audiens.
c.       Desire (hasrat)
Pada fase ini, anda membuat audiens untuk mengubah keinginannya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens. Jika ide/gagasan anda sangat kompleks, cobalah mengimplementasikannya. Yang lebih penting lagi, pastikan bahwa apapun bukti yang anda gunakan untuk membuktikan gagasan anda secara langsung relevan dengan pokok bahasannya.
d.      Action (tindakan)
Pada fase ini, anda menyarankan tindakan spesifik yang anda inginkan terhadap audiens anda. Selanjutnya perlu diingatkan kembali bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang akan dilakukan tersebut. Yang lebih penting adalah bagaimana mempermudah audiens untuk tindakan tersebut.


3.      Memilih Daya Pemikat
            Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika (logical appeals) dan daya pemikat yang emosional (emotional appeals) untuk melakukan persuasi audiens.
            Keseimbangan di antara keduanya bergantung pada empat faktor penting, yaitu (1) tindakan yang anda harapkan (2) harapan audiens anda, (3) tingkat resistensi yang harus anda atasi, dan (4) seberapa jauh anda mampu menjual ide/gagasan anda tersebut pada audiens.
a.       Pemikat Emosional
Untuk melakukan persuasi terhadap audiens, anda dapat memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens selama pemikat emosional (emotional appeals) tersebut sangat kuat. Dalam hal ini, anda dapat menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi seseorang, misalnya kebebasan, merdeka, keberhasilan, nilai, penghargaan, kenyamanan, dan keamanan. Gunakan kata-kata yang dapat membantu anda melakukan persuasi kepada audiens anda.
b.      Pemikat Logika
Dalam berbagai alasan, anda dapat menggunakannya untuk melakukan persuasi audiens, seperti membuat pengaduan (claim) dan selanjutnya memberikan dukungan atas pengaduan tersebut dengan memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada.
Ketika anda memikat logika audiens, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini
Ø  Analogi
Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-bukti spesifik pula. Untuk melakukan pesuasi kepada karyawan agar mau menghadiri sesi perencanaan, anda dapat menggunakan suatu anologi pertemuan komunitas kecil tempat karyawan anda memberikan nilai bagi anggota komunitas tersebut.
Ø  Induksi
Induksi adalah memberikan alasan bukti-bukti spesifik menuju kesimpulan umum. Untuk meyakinkan pelanggan potensial bahwa produk anda adalah yang terbaik, anda dapat melaporkan hasil tes pasar yang memperlihatkan bahwa orang lebih menyenangi produk anda dibanding yang lain.
Ø  Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang spesifik. Untuk melakukan persuasi kepada pemimpin anda dalam merekut karyawan baru, anda dapat menjelaskan dari proyeksi industri yang dapat meningkatkan produk dalam empat bulan kedepan. Oleh karena itu, anda memerlukan beberapa karyawan baru untuk dapat meningkatkan produk mereka.
c.       Pertimbangan Etika
Dalamp pemahaman yang positif, persuasi yang dapat digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan menambah pemahaman audiens dengan memberikan informasi dan menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Pelaku bisnis secara etis menginformasikan kepada para pelanggan hal yang berkaitan dengan manfaat ide, organisasi, produk,atau tindakan tertentu sehingga pera pelanggan dapat mengakui betapa baiknya suatu ide, organisasi, produk, atau tindakan tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Tunjukkan suatu pertahanan kepada audiens anda dengan mengadopsi sikap audiens anda dengan perhatian yang jujur untuk dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka.




C.     MENULIS PERMINTAAN PERSUASIF
            Yang paling penting untuk diingat ketika menyusun permintaan persuasif untuk suatu tindakan adalah tetap menjaga batas-batas permintaannya. Oleh karena itu, dalam membuat suatu permintaan persuasif perlu perhatiaan khusus terhadap manfaat yang didapat baik secara langsung atau tak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.
            Manfaat langsung permintaan persuasif meliputi pengurangan beban kerja seorang supervisor atau memberikan premi kepada seseorang yang memberikan tanggapan atau survei. Adapun menfaat tak langsung permintaan persuasif meliputi peningkatan/ perbaikan moral karyawan dan peningkata pretise atau tanggapan untuk membuat kontribusi yang berarti bagi perusahaan.
1.      Permintaan Persuasif untuk Tindakan
            Apakah anda sedang mengajukan surat permintaan peningkatan anggaran atau sesuatu yang menyenangkan, sebaiknya gunakanlah perencanaan organisasional AIDA untuk merencanakan penulisan pesan-pesan persuasif anda.
            Pada kalimat pembuka mulailah dengan kalimat yang mampu mengundang perhatian pembaca yang menunjukkan bahwa anda mengetahui sesuatu yang sengat diharapkan pembaca. Bahkan pesan persuasif yang sifatnya memuji atau menyanjung tentang pembaca juga dapat dibenarkan.
            Selanjutnya pada bagian pertengahan, gunakan kalimat yang mampu menarik minat dan harapan pembaca yang mencakup apa yang sebenarnya mereka ketahui tentang situasi yang anda harapkan untuk suatu tindakan tertentu seperti fakta yang ada, manfaat bantuan, dan pengalaman yang mampu mendorong minat anda tersebut.
            Apabila anda sudah betul-betul yakin bahwa pesan-pesan yang ingin anda sampaikan relevan dengan pembaca anda, akhiri tulisan dengan suatu permintaan atau tindakan spesifik.

2.      Permintaan dan Pengaduan Persuasif untuk Penyesuaian
            Meskipun surat pengaduan persuasif dan surat permintaan penyesuaian kadang kala merujuk pada surat keluhan, tujuan anda adalah melakukan persuasi kepada orang lain untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu ditunjukkan perbedaan antara  apa yang sebenarnya anda harapkan dengan apa yang sebenarnya telah anda terima.
            Kebanyakan surat pengaduan dimulai dengan penyampaian pesan-pesan rutin. Namun demikian, anda juga dapat menulis surat pengaduan persuasif dengan menambahkan bukti tambahan dan menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian pembaca.





D.    PENULISAN PESAN-PESAN PENJUALAN
            Ada dua jenis pesan-pesan persuasif, yaitu surat penjualan (sales letters) dan surat permohonan bantuan dana (fundraising letters). Pesan-pesan ini meliputi brosur, formulir jawaban, atau surat-surat khusus lainnya. Penulisan surat tersebut memerlukan keterampilan tulis-menulis yang cukup tinggi.
            Apa perbedaan pesan-pesan penjualan dengan pesan-pesan permohonan bantuan dana? pesan-pesan penjualan biasanya dikirim ole organisasi yang berorientasi pada laba untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar mengeluarkan sejumlah uang atas produk mereka sendiri. Di lain pihak, pesan-pesan permohonan bantuan kepada pembaca agar memberikan bantuan dana atau lainnya kepada pihak lain.
            Di samping memiliki perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan, yaitu keduanya bersaing untuk bisnis dan kepentingan publik. Selain itu, keduanya juga berusaha melakukan persuasi kepada pembaca untuk mengeluarkan uang atau waktu untuk menghasilkan suatu nilai tertentu yang ditawarkan.

1.      Perencanaan Pesan-pesan Penjualan
            Salah satu tujuan ketika anda merencanakan pesan-pesan penjualan adala untuk memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang produk anda. Berbagai pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan produk antara lain; apa jenis produk, bagaimana kualitas produk, bagaimana cara kerja dan manfaat produk, berapa harga produk, berapa diskon produk, bagaimana pengiriman produk, bagaimana pengepakan produk, dan barbagai atribut produk lainnya.
            Dengan menggunakan data produk yang telah anda kumpulkan, anda dapat membentuk citra tentang produk yang ingin anda jual tersebut. Selanjutnya coba lakukan cek tentang bebagai pertanyaan, seperti; siapa audiens anda, apa manfaat yang bisa mereka peroleh, bagaimana kualitas produk yang dihasilkan, bagaimana memilih sarana promosi produk, dan bagaimana menentukan harga produk. Dengan kata lain, dalam penyampaian pesan-pesan persuasif, mulailah dengan melakukan analisis audiens anda dan memfokuskan pada bagaimana kebutuan, minat, dan emosional mereka.
            Langkah selanjutnya adalah memilih poin penjualan produk atau manfaat yang paling menarik bagi audiens. Ketika anda melakukan komposisi pesan-pesan persuasif, fokuskan pada poin penjualan produk yang mampu menjadi daya pikat bagi audiens. Sebagai contoh, bagaimana masalah harga, kualitas dan pelayanan atas penjualan produk sering kali menjadi perhatian audiens.
            Bagaimana anda dapat menyampaikan pesan-pesan penjualan kepada audiens anda? ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan penjualan, di antaranya melalui pengiriman surat, brosur, samper (contoh produk), kartu, telepon, surat elektronik, dan iklan media dan elektronik (termasuk internet).
            Bagaimana yang baik terhadap audiens akan membuat anda dapat menyampaikan pesan secara efektif, membantu anda dalam memilih perbendaharaan kata yang tepat, dan membantu anda dalam memilih manfaat utama dan penyampaian pesan-pesan anda.

2.      Pengorganisasian dan Komposisi Pesan-pesan Penjualan
            Kebanyakan surat-surat penjualan (Sales latters) disusun berdasarkan perencanaan organisasional AIDA yang digunakan untuk penulisan pesan-pesan persuasif. Anda memulai dengan menarik perhatian audiens, menumbuhkan minat audiens, mendorong hasrat audiens dengan menyampaikan apa manfaat terbaik bagi audiens, dan diakhiri dengan saran tindakan yang diperlukan bagi audiens.
a.       Menarik Pehatian
Penulisan surat-surat penjualan pada umumnya dimulai dengan bagaimana cara menarik perhatian audiens. Para profesional menggunakan berbagai teknik untuk menarik perhatian audiens. Salah satu teknik yang umum digunakan untuk menarik perhatian audiens adalah dengan menggunakan kalimat tanya pada permulaan paragraf. Di samping itu, ada beberapa cara lain untuk menarik perhatian audiens, di antaranya adalah dengan menekankan contoh produk terbaru, memberikan  ilustrasi, dan memberikan solusi atas suatu masalah.
b.      Membangun minat
Pada bagian ini anda perlu menekankan titik penjualan produk kepada audiens anda, misalnya dengan mengatakan bahwa produk anda harganya relatif murah, tahan lama, atau tahan cuaca atas suatu masalah
Dalam hal ini, anda perlu melihat apa yang dilakukan oleh pesaing anda, apa yang membedakan produk anda dengan produk pesaing, dan apa yang paling diminati oleh pembeli potensial. Jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut akan membantu anda dalam memilih titik penjualan utama (central selling point) ketika membangun pesan-pesan penjualan anda. Membangun minat audiens anda dapat dilakukan dengan menempatkan titik penjualan utama dalam paragraf awal.
c.       Meningkatkan Hasrat
Untuk lebih meningkatkan hasrat audiens, anda dapat mengungkapkan manfaat utama bagi pembaca anda dalam kata-kata atau gambar grafik, atau bagan yang lebih menarik. Hal ini merupakan sesuatu yang akan ditindaklanjuti kemudian. Yang perlu juga mendapat perhatian adalah bahwa dalam menjelaskan manfaat suatu produk atau jasa kepada pembaca cukup dalam garis besar saja dan tidak perlu terlalu dirinci.
 Penulisan surat penjualan yang baik diupayakan agar singkat, sederhana, dan jelas. Anda dapat menggunakan cetak tebal, cetak miring, cetak tebal dan cetak miring, atau dengan memberikan tanda khusus (bullet) untuk menekankan hal-hal tertentu yang dianggap penting.
d.      Memotivasi tindakan
Setelah anda mampun menumbuhkann minat dan hasrat bagi pembaca, langkah berikutnya adalah bagaimana anda mampu memotivasi tindakan bagi para pembaca. Pilih media penyampaian surat penjualan kepada para pembaca yang memungkinakan mereka memberikan tanggapan kepada surat tersebut.
Cobalah melakukan persuasi kepada pembaca untuk mengambil suatu tindakan dengan segera. Yakinkan mereka bahwa apa yang diharapkan oleh pembaca dapat anda penuhi dengan segera, seperti pengiriman produk dan jasa yang tepat waktu dan dalam jumlah



Q.S An-Nahl 125

äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dalam Mengembangkan pesan-pesan persuasif secara efektif perlu diperhatikan lima komponen penting yaitu:
1.      menentukan kredibilitas,
2.      menyiapkan kerangkaargumentasi,
3.      menggunakan daya pemikat atas dasar logika dan emosional
4.      memperkuat posisi dengan menggunakan bahasa yang baik
5.      bukti yang jelas.
           
            Untuk memperkuat kredibilitas terdapat beberapa cara yang dapat dilakukandiantaranya adalah : memberikan dukungan pernyataan dengan fakta dan sumber-sumber lainnya, menjelaskan tujuan secara jelas, menunjukkan sikap hormat,menunjukkan sikap percaya terhadap pihak lain. Dalam menyampaikan pesan-pesan secara persuasif, rencana organisasionalyang dapat digunakan adalah dengan menerapkan prinsip AIDA (Attention, Interest, Desire, Action).
            Sedangkan untuk memperkuat posisi dalam menyampaiakan pesan- pesan persuasif dapat digunaka metode semantic, metafora, anekdot, bahsa yang sederhana dan mudah dipahami, dan fakta yang mampu memeperkuat posisi. Beberapa kunci dalam menyampiakan pengaduan, permintaan, atau penyesuaian yang baik secara persuasif yaitu:
1.      mengemukakan semua fakta dengan lebih rinci, logis, dan menarik pembaca,
2.      mengekspresikan perasaan dengan tenang,
3.      memfokuskan kepada manfaat atas problem-solusi dan,
4.      memberikan pernyataan permintaan suatu tindakan secara spesifik dan  beralasan.


DAFTAR PUSTAKA

Purwanto,D. (2006). Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment