BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Tujuan utama dari sebuah entitas bisnis adalah
meningkatkan nilai entitas tersebut. Peningkatan nilai suatu entitas harus
dibarengi dengan peningkatan kinerja perusahaan pula. Salah satu aspek yang
dapat dilihat dalam rangka penilaian kinerja adalah dengan meningkatnya
penjualan. Dan semua hal tersebut dapat direfleksikan dalam suatu laporan.
Laporan yang menggambarkan perkembangan finansial perusahaan dari suatu periode
tertentu. Laporan tersebut biasa disebut dengan laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan. Esensi laporan keuangan sangat penting mengingat dari laporan
keuangan berbagai keputusan penting mengenai kelangsungan hidup dari entitas bisnis
terjadi.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah penyedia
informasi yang penting bagi users of information. Dalam Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan bahwa tujuan utama
dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam
pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang
berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Menyediakan informasi yang
berkualitas tinggi adalah penting karena hal tersebut akan secara positif memengaruhi
penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dalam membuat keputusan
investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang akan
meningkatkan efisensi pasar secara keseluruhan.
Laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos-pos
dalam suatu laporan keuangan yang sering disebut analisis laporan keuangan.
Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran kinerja
keuangan mengenai perkembangan perusahaan dan keberlanjutan perusahaan tersebut
melakukan usahanya. Analisa rasio adalah menggambarkan suatu perbandingan
antara jumlah tertentu (dari neraca atau rekening rugi laba) dengan jumlah yang
lain. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan
tingkat likuiditas, rentabilitas, aktivitas suatu badan usaha.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
laporan keuangan itu dapat menilai kinerja keuangan perusahaaan.
2. Apakah
analisis rasio keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagaimanakah
hubungan antara laporan keuangan terhadap kinerja keuangan.
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengtahui kinerja keuangan mnggunakan analisis rasio
likuiditas,solvaiitas,aktivitas,dan profitabilitas.
2. Untuk
mengetahui hal-hal yang dapat
meningkatkan kinerja keuangan.
3. Untuk
mengtahui hubungan antara laporan
keuangan dan kinerja keuangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kinerja Keuangan
2.1.1 Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja
keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek, pertumbuhandan potensi
perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin
dikendalikan dimasa depan dan untuk memperkirakan kapasitas produksi dari
sumber daya yang telah ada (Yuli Orniati, 2009:206).
Menurut
Jumingan, (2005:239) kinerja keuangan juga dapat diartikan sebagai gambaran
kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Sedangkan Irham Fahmi
(2011:2) mengungkapkan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah membuat laporan
keuangan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi
standard dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle),
dan lainnya.
2.1.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Yuli Orniati,
(2009:208) pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa tujuan:
1. Untuk
mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
2. Untuk
mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang
mencakup baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
3. Untuk
mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk
mengetahui stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
2.2 Laporan
Keuangan
2.2.1 Definisi Laporan
Keuangan
PSAK
No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Susilo
(2009:10) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi yang memuat informasi dan memberikan keterangan mengenai data ekonomi
perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan
hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba
rugi dan laporan perubahan keuangan.
Dalam
buku Intermediate Accounting, Baridwan (2004:17) mendefinisikan laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Menurut
Irham Fahmi, (2011:22) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi suatu perusahaan, juga menggambarkankinerja perusahaan
tersebut.
Menurut
Kasmir, (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan
menurut Munawir dalam Irham
Fahmi, (2011:22) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu
laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para penggunauntuk membuat
keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Begitu
pula menurut Hery, (2012:4) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan,
yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Harahap
(2007:19) menyatakan bahwa laporan keuangan dalam suatu perusahaan sebenarnya
merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan
akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Mengumpulkan
bukti-bukti transaksi
2. Mencatat
transaksi dalam jurnal
3. Memposting
dalam buku besar dan membuat kertas kerja
4. Menyusun
laporan keuangan
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Kasmir
(2012:10) menyatakan secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada
periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai
dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.
Menurut
Hery, (2012:4) tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan,
hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
Menurut Standar
Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1998) bahwa “tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Namun demikian laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang
bersifat historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang
terjadi pada periode sebelumnya.
2.2.3
Kegunaan Laporan Keuangan
Fahmi (2012:23)
menyatakan laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh
mana perusahaan mencapai tujuannya.
2.2.4
Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut
PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) dalam Irham Fahmi, (2012:10) menyatakan bahwa
sifat dan keterbatasan laporan keuangan yaitu:
1. Laporan
keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan
keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
3. Proses
penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4. Akuntansi
hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip
akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan
jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan
laporan keuangan.
5. Laporan
keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat
beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos,
lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva
yang paling kecil.
6. Laporan
keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi
daripada betuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan
keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
di asumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
8. Adanya
berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan.
9. Informasi
yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
2.2.5 Karakteristik
Laporan Keuangan
Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Jumingan, (2005:5) laporan keuangan
sebagai pertanggungjawaban kepada pihak eksternal (luar perusahaan) harus
disusun sedemikian rupa sehingga:
1. Memenuhi
keperluan untuk:
a.
Memberikan informasi
keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tetentu, guna memenuhi
keperluan para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan-keputusan
ekonomi.
b.
Menyajikan informasi
yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih
perusahaan.
c.
Menyajikan informasi
keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba.
d.
Menyajikan informasi
lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam aset dan kewajiban, serta
mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2. Mencapai
mutu sebagai berikut:
a.
Relevan,
b.
Jelas dan dapat
dimengerti,
c.
Dapat di uji
kebenarannya,
d.
Mencerminkan keadaan
perusahaan menurut waktunya secara tepat,
e.
Dapat dibandingkan,
f.
Lengkap,
g. Netral.
Menurut Prastowo dan
Juliaty (2005:7) bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dapat
dipahami
Kualitas penting
informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera
dapat dipahami oleh pemakai, maksudnya yaitu pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi serta
kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat,
informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi
mereka dimasa lalu.
3. Keandalan
Informasi memilik
kualitas andal (realiable) jika bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat
dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan
laporan keuanga perusahaan atau antar periode untuk mengindentifikasi
kecenderungan (trend) posisi kinerja
keuangan. Implikasi penting dari karakteristik kualitas dapat diperbandingkan
bahwa pemakai harus mendapat informasi tenteng kebijaksanaan akuntansi yang
harus digunakan dalam perusahaan laporan keuangan dan perubahan kebijaksanaan
serta pengaruh perubahan tersebut.
2.2.6 Bentuk Laporan Keuangan
Analisis terhadap
laporan keuangan, sangatlah penting bagi seorang analis untuk mengetahui dan
mengenal bentuk ataupun prinsip penyusunan laporan keuangan serta
masalah-masalah yang diperkirakan timbul dalam penyusunan laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca terdiri atas
tiga bagian:
a)
Aktiva (asset)
Kasmir
(2008:39) menyatakan aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Komponen aktiva
secara umum adalah sebagai berikut:
·
Aktiva Lancar (current asset)
·
Investasi (invesment)
·
Aktiva Tetap (fixed asset)
·
Aktiva Tidak Berwujud (intangible asset)
·
Aktiva Lain-lain (other asset)
b)
Hutang/kewajiban (liabilities)
Kewajiban
adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan
datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh
tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya. Komponen dari kewajiban secara
umum adalah sebagai berikut:
·
Kewajiban Lancar (current liabilities)
·
Kewajiban Jangka
Panjang (long term liabilities/debt)
·
Kewajiban Lain-lain (other liabilities)
·
Kewajiban yang
Disubordinasi (subordinated loan)
c)
Modal (equity)
Komponen
terakhir dari neraca adalah modal sendiri, yaitu selisih dari aktiva dengan
kewajiban (hutang). Modal ini adalah investasi yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan. Komponen modal adalah:
·
Modal Saham (capital stock)
·
Agio Saham (surplus/premium)
·
Laba yang Ditahan (retained earning)
·
Laba Tahun Berjalan (profit of current year)
·
Selisih Penilaian
Kembali Aktiva Tetap
2. Laporan
Laba-Rugi
Laporan laba-rugi
adalah laporan yang memberikan informasi tentang komposisi keuangan penjualan,
harga pokok, dan biaya-biaya perusahaan selama suatu periode tertentu. Melalui
laporan laba-rugi dapat diketahui jumlah keuntungan yang diperoleh atau kerugian
yang dialami oleh perusahaan selama periode tersebut. Bentuk laporan laba-rugi
yang biasa digunakan menurut Kasmir (2008:49) sebagai berikut:
a)
Bentuk single step
Single stepmerupakan
gabungan dari jumlah seluruh penghasilan baik pokok (operasional) maupun di
luar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan di
luar pokok juga dijadikan satu.
b)
Bentuk multiple step
Multiple step
merupakan pemisahaan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan di luar
pokok (non operasional).
2.3 Analisis Laporan Keuangan
2.3.1
Definisi Analisis Laporan Keuangan
Analisis
laporan keuangan (financial statement
analysis) pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai
keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa
depan. Analisis dan interprestasi laporan keuangan merupakan suatu proses untuk
membantu memecahkan masalah dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul
dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk
memperoleh laba.
Menurut
Harahap (2011:190) mengungkapkan analisis laporan keuangan berarti menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Sedangkan menurut Saraswati, Dinastya (2013:3) analisis laporan keuangan
tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam
unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan
diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
2.3.2
Sifat Analisis Laporan Keuangan
Adapun sifat-sifat dari analisis
laporan keuangan yang di ungkapkan Harahap (2006:194) adalah sebagai berikut:
1. Fokus
laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi
transaksi dari kejadian historis dan penyebab terjadinya dalam suatu
perusahaan.
2. Prediksi,
analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak
dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Dasar
analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri
sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan
pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam menganalisis
laporan keuangan.
2.3.3
Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat
analisis laporan keuangan adalahsebagaiberikut:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang
menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja
yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan
apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.3.4
Prosedur
Analisis Laporan Keuangan
Prosedur
analisis diperlukan agar proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langakah
atau prosedur yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang
diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau
perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang
biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh
benar-benar tepat.
3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
4. Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan
dan pengukuran yang telah dibuat.
5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan
dengan hasil analisis tersebut.
2.3.5
Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir dalam bukunya ”Analisa Laporan
Keuangan” (2004:36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisa laporan keuangan, yaitu:
1. Analisa horizontal, yaitu analisa dengan mengadakan
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat,
sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa vertikal, yaitu apabila apabila laporan
keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu
dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja.
Adapun jenis-jenis teknik laporan keuangan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis perbandingan
antara laporan keuangan merupakan
analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu
periode.
2. Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang
biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
3. Analisis persentase per
komponen merupakan analisis
yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan
keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4. Analisis sumber dan
penggunaan dana merupakan
analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan
penggunaan dana dalam suatu periode.
a. Analisis sumber dan
penggunaan kas merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan
penggunaan uang kas dalam suatu periode.
b. Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos
antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
c. Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai
layak tidaknya sustu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
d. Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
jumlah laba kotor dari periode ke satu periode.
e. Analisis titik pulang pokok
atau titik impas (break even point) tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada
kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada
berbagai tingkat penjualan.
2.4. Analisis Rasio Keuangan
2.4.1 Definisi Rasio Keuangan
Pengertian rasio menurut Munawair (2002:64) adalah
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan
alat analisa perubahan rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka
rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Menurut A. Sartono (2001:113) pengertian analisis
rasio keuangan merupakan analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang
finansial yang dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan
prospeknya di masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian
rasio keuangan menurut James C Van Home dalam kasmin (2008:104) merupakan
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
suatu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi, dari definisi di
atas rasio keuangan merupakan suatu cara untuk membandingkan angka-angka yang
terdapat pada laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan tertentu dengan rasio-rasio dari
laporan keuangan dalam satu periode maupun beberapa periode. Dengan menggunakan
analisa perubahan rasio dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan.
2.4.2
Hubungan
Rasio Keuangan dan Kinerja Perusahaan
Fahmi (2012:50)
menyatakan rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat.
Rasio keuangan sangat banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai
kegunaannya masing-masing. Investor akan meliha rasio dengan penggunaan yang
paling sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio tersebut tidak
mempresentasikan tujuan dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio tersebut
tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dengan namanya
fleksibilitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan
haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti.
2.4.3
Manfaat
Analisis Rasio Keuangan
Kegunaan analisis rasio keuangan sangat beragam
tergantung dari sudut pandang pengguna analisis tersebut. Menurut A. Sartono
(2001:114) tujuan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi manajemen
perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk perencanaan dan mengevaluasi
performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.
2.
Bagi manajer kredit,
rasio keuangan digunakan untuk memperkirakan risiko potensial yang dihadapi
oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan
pembayaran tingkat keuntungan yang diminta.
3.
Bagi investor, rasio
keuangan digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi
berbagai perusahaan dan digunakan untuk mengukur adanya jaminan aas keamanan
dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan.
4.
Bagi manajer
perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan
melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2012:109) manfaat
analisis rasio keuangan adalah:
1.
Untuk dijadikan sebagai
alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2.
Sebagai rujukan untuk
membuat perencanaan bagi pihak manajemen.
3.
Sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4.
Bagi pare kreditor
dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan
dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman.
5.
Dapat dijadikan sebagai
penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
2.4.4
Jenis-Jenis
Analisis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio
menurut John J. Wild, dkk (2010:44), yaitu:
1.
Rasio likuiditas (liquidity ratio) untuk mengevaluasi
kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
2.
Rasio solvabilitas (leverage ratio) untuk mengetahui sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dimodali oleh modal pinjaman.
3.
Rasio aktivitas (activity ratio) untuk mengukur kecepatan
dan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset.
4.
Rasio profitabilitas (profitability ratio) untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Begitu juga dengan A. Sartono (2001:14) membagi 4
jenis analisis rasio yang digunakan dalam penilainan kinerja keuangan
perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan
rasio profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan sebelum pengambilan keputusan
terhadap suatu perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kinerja
keuangan suatu perusahaan merupakan prospek, pertumbuhan dan potensi
perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin
dikendalikan dimasa depan dan untuk memperkirakan kapasitas produksi dari
sumber daya yang telah ada.
PSAK
No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Karakteristik laporan keuangan mempunyai cirri-cirie
yang relevan, jelas dan dapat dimengerti, dapat di uji kebenarannya,
mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat, dapat
dibandingkan, lengkap dan netral.
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui
adanya kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu
berada di atas rata-rata, pada rata-rata atau di bawah rata-rata. Apabila diketahui
bahwa perusahaan di bawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari
faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan sehingga
dapat meningkatkan rasio keuangan perusahaan.
Dalam
menganalisis laporan keuangan terdapat empat rasio keuangan yang digunakan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Keempat rasio tersebut yaitu
likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
3.2 Saran
Perusahaan
harus terus menerus melakukan analisalaporan keuangan untuk menilai dan memutuskan
langkah-langkah yang akan diambil dalam mempertahakan dan meningkatkan kinerjan
perusahaan. Selain itu untuk meningkatkan kinerja keuangan, Perusahaan harus
tetap mempertahankan Good Corporate Governance untuk
menciptakan manajemen yang baik dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan,
Zaki. 2004. Intermediate Accounting,
EdisiKedelapan.CetakanPertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Fahmi,
Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta.
Bandung.
Fahmi,
Irham. 2012. Analisis Laporan
Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta.
Fidhayatin, Septi Kurnia. 2012. Analisis
Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan Dan Kesempatan
Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI.
Jurnal Akuntansi. Vol.2, No.2:205, Juli 2012.
Harahap,Sofyan Syafri.2004. AnalisisKritisLaporanKeuangan,Edisi 1.
PT Raja GrafindoPersada.Jakarta
Harahap,
SofyanSyafri. 2007. AnalisisKritisatasLaporanKeuangan.
PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Hery. 2012. AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta: PT. BumiAksara.
IkatanAkuntansi
Indonesia. 1998. StandarAkuntansi
Indonesia PSAK No 31. Buku 2. SalembaEmpat.Jakarta
IkatanAkuntan
Indonesia. 2009. StandarAkuntansiKeuangan:
PSAK No. 1 – PenyajianLaporanKeuangan.
SalembaEmpat. Jakarta. Hal. 3.
Jumingan. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. 2008. AnalisisLaporanKeuangan.
Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Kasmir. 2012. AnalisisLaporanKeuangan. PT. RajagrafindoPersada.
Jakarta.
Kasmir.
2014. ManajemenPerbankan.
EdisiRevisi. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Munawir,S,
2002. Analisis Laporan Keuangan,
Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Orniati, Yuli. 2009. Laporan Keuangan
sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi:
Universitas Gajayana Malang.
Praytino, Ryanto Hadi. 2010. Peranan
Analisa Laporan Keuangan dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan: Studi
Kasus pada PT. X. Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Volume 2 No.1. Universitas
Nurtanio. Bandung. Hal. 9.
Prastowo, D dan R. Yuliaty.2005. AnalisisLaporanKeuangan (konsep) danAplikasi.
EdisiKedua. CetakanPertama. UDP-ANP YKPN. Yogyakarta
S,Munawir.2004.AnalisaLaporanKeuangan,
Liberty. Yogyakarta
Sartono,
Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan
Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan
Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Susilo,
Bambang. 2009. AnalisaLaporanKeuanganuntukMenilaiKinerjaKeuangan
Perusahaan. Skripsi. UniversitasMuhammadiyah. Surakarta.
Wild, J. John, K. R. Subramanyam, dan Robert F.
Halsey. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Jakarta :
Salemba Empat
.
No comments:
Post a Comment