Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Monday, 17 October 2016

LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Tujuan utama dari sebuah entitas bisnis adalah meningkatkan nilai entitas tersebut. Peningkatan nilai suatu entitas harus dibarengi dengan peningkatan kinerja perusahaan pula. Salah satu aspek yang dapat dilihat dalam rangka penilaian kinerja adalah dengan meningkatnya penjualan. Dan semua hal tersebut dapat direfleksikan dalam suatu laporan. Laporan yang menggambarkan perkembangan finansial perusahaan dari suatu periode tertentu. Laporan tersebut biasa disebut dengan laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Esensi laporan keuangan sangat penting mengingat dari laporan keuangan berbagai keputusan penting mengenai kelangsungan hidup dari entitas bisnis terjadi.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah penyedia informasi yang penting bagi users of information. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Menyediakan informasi yang berkualitas tinggi adalah penting karena hal tersebut akan secara positif memengaruhi penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang akan meningkatkan efisensi pasar secara keseluruhan.
Laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos-pos dalam suatu laporan keuangan yang sering disebut analisis laporan keuangan. Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran kinerja keuangan mengenai perkembangan perusahaan dan keberlanjutan perusahaan tersebut melakukan usahanya. Analisa rasio adalah menggambarkan suatu perbandingan antara jumlah tertentu (dari neraca atau rekening rugi laba) dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, rentabilitas, aktivitas suatu badan usaha.
1.2         Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah laporan keuangan itu dapat menilai kinerja keuangan perusahaaan.
2.      Apakah analisis rasio keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
3.      Bagaimanakah hubungan antara laporan keuangan terhadap kinerja keuangan.
1.3         Tujuan
1.      Untuk mengtahui kinerja keuangan mnggunakan analisis rasio likuiditas,solvaiitas,aktivitas,dan profitabilitas.
2.      Untuk mengetahui  hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja keuangan.
3.      Untuk mengtahui hubungan antara  laporan keuangan dan kinerja keuangan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kinerja Keuangan
2.1.1 Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek, pertumbuhandan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memperkirakan kapasitas produksi dari sumber daya yang telah ada (Yuli Orniati, 2009:206).
Menurut Jumingan, (2005:239) kinerja keuangan juga dapat diartikan sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Sedangkan Irham Fahmi (2011:2) mengungkapkan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah membuat laporan keuangan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya.
2.1.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Yuli Orniati, (2009:208) pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa tujuan:
1.      Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
2.      Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang mencakup baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
3.      Untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu.
4.      Untuk mengetahui stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
2.2  Laporan Keuangan
2.2.1 Definisi Laporan Keuangan
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Susilo (2009:10) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi dan memberikan keterangan mengenai data ekonomi perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan keuangan.
Dalam buku Intermediate Accounting, Baridwan (2004:17) mendefinisikan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Irham Fahmi, (2011:22) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, juga menggambarkankinerja perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir, (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan menurut Munawir dalam Irham Fahmi, (2011:22) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para penggunauntuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Begitu pula menurut Hery, (2012:4) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Harahap (2007:19) menyatakan bahwa laporan keuangan dalam suatu perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan:
1.      Mengumpulkan bukti-bukti transaksi
2.      Mencatat transaksi dalam jurnal
3.      Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
4.      Menyusun laporan keuangan
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Kasmir (2012:10) menyatakan secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.  
Menurut Hery, (2012:4) tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1998) bahwa “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang bersifat historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang terjadi pada periode sebelumnya.


2.2.3 Kegunaan Laporan Keuangan
Fahmi (2012:23) menyatakan laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.
2.2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) dalam Irham Fahmi, (2012:10) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasan laporan keuangan yaitu:
1.      Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.      Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3.      Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4.      Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6.      Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada betuk hukumnya (formalitas).
7.      Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan di asumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.      Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9.      Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.2.5  Karakteristik Laporan Keuangan
            Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Jumingan, (2005:5) laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak eksternal (luar perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga:
1.      Memenuhi keperluan untuk:
a.       Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tetentu, guna memenuhi keperluan para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.
b.      Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih perusahaan.
c.       Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
d.      Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam aset dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2.      Mencapai mutu sebagai berikut:
a.       Relevan,
b.      Jelas dan dapat dimengerti,
c.       Dapat di uji kebenarannya,
d.      Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat,
e.       Dapat dibandingkan,
f.        Lengkap,
g.       Netral.
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:7) bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai, maksudnya yaitu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2.      Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
3.      Keandalan
Informasi memilik kualitas andal (realiable) jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4.      Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuanga perusahaan atau antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi kinerja keuangan. Implikasi penting dari karakteristik kualitas dapat diperbandingkan bahwa pemakai harus mendapat informasi tenteng kebijaksanaan akuntansi yang harus digunakan dalam perusahaan laporan keuangan dan perubahan kebijaksanaan serta pengaruh perubahan tersebut.
2.2.6 Bentuk Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan, sangatlah penting bagi seorang analis untuk mengetahui dan mengenal bentuk ataupun prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang diperkirakan timbul dalam penyusunan laporan keuangan.
1.      Neraca
Neraca terdiri atas tiga bagian:
a)      Aktiva (asset)
Kasmir (2008:39) menyatakan aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Komponen aktiva secara umum adalah sebagai berikut:
·        Aktiva Lancar (current asset)
·        Investasi (invesment)
·        Aktiva Tetap (fixed asset)
·        Aktiva Tidak Berwujud (intangible asset)
·        Aktiva Lain-lain (other asset)
b)      Hutang/kewajiban (liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya. Komponen dari kewajiban secara umum adalah sebagai berikut:
·        Kewajiban Lancar (current liabilities)
·        Kewajiban Jangka Panjang (long term liabilities/debt)
·        Kewajiban Lain-lain (other liabilities)
·        Kewajiban yang Disubordinasi (subordinated loan)
c)      Modal (equity)
Komponen terakhir dari neraca adalah modal sendiri, yaitu selisih dari aktiva dengan kewajiban (hutang). Modal ini adalah investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Komponen modal adalah:
·        Modal Saham (capital stock)
·        Agio Saham (surplus/premium)
·        Laba yang Ditahan (retained earning)
·        Laba Tahun Berjalan (profit of current year)
·        Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2.      Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi adalah laporan yang memberikan informasi tentang komposisi keuangan penjualan, harga pokok, dan biaya-biaya perusahaan selama suatu periode tertentu. Melalui laporan laba-rugi dapat diketahui jumlah keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang dialami oleh perusahaan selama periode tersebut. Bentuk laporan laba-rugi yang biasa digunakan menurut Kasmir (2008:49) sebagai berikut:
a)      Bentuk single step
Single stepmerupakan gabungan dari jumlah seluruh penghasilan baik pokok (operasional) maupun di luar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan di luar pokok juga dijadikan satu.
b)      Bentuk multiple step
Multiple step merupakan pemisahaan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan di luar pokok (non operasional).

2.3   Analisis Laporan Keuangan
2.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan. Analisis dan interprestasi laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan masalah dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba.
Menurut Harahap (2011:190) mengungkapkan analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Sedangkan menurut Saraswati, Dinastya (2013:3) analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.


2.3.2        Sifat Analisis Laporan Keuangan
Adapun sifat-sifat dari analisis laporan keuangan yang di ungkapkan Harahap (2006:194) adalah sebagai berikut:
1.      Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.
2.      Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
3.      Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.
2.3.3        Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalahsebagaiberikut:
1.      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.      Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5.       Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6.      Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.



2.3.4        Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Prosedur analisis diperlukan agar proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langakah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
2.      Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3.      Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
4.      Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
5.      Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6.      Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.
2.3.5        Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir dalam bukunya ”Analisa Laporan Keuangan” (2004:36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu:
1.      Analisa horizontal, yaitu analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. 
2.      Analisa vertikal, yaitu apabila apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Adapun jenis-jenis teknik laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2.      Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
3.      Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4.       Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.
a.        Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.
b.      Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
c.       Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya sustu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
d.      Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode.
e.        Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point) tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
2.4. Analisis Rasio Keuangan
2.4.1 Definisi Rasio Keuangan
Pengertian rasio menurut Munawair (2002:64) adalah menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa perubahan rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Menurut A. Sartono (2001:113) pengertian analisis rasio keuangan merupakan analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang finansial yang dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian rasio keuangan menurut James C Van Home dalam kasmin (2008:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi suatu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi, dari definisi di atas rasio keuangan merupakan suatu cara untuk membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan tertentu dengan rasio-rasio dari laporan keuangan dalam satu periode maupun beberapa periode. Dengan menggunakan analisa perubahan rasio dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
2.4.2        Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Perusahaan
Fahmi (2012:50) menyatakan rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan sangat banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya masing-masing. Investor akan meliha rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio tersebut tidak mempresentasikan tujuan dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dengan namanya fleksibilitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti.

2.4.3        Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Kegunaan analisis rasio keuangan sangat beragam tergantung dari sudut pandang pengguna analisis tersebut. Menurut A. Sartono (2001:114) tujuan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
         1.         Bagi manajemen perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.
         2.         Bagi manajer kredit, rasio keuangan digunakan untuk memperkirakan risiko potensial yang dihadapi oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diminta.
         3.         Bagi investor, rasio keuangan digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan dan digunakan untuk mengukur adanya jaminan aas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan.
         4.         Bagi manajer perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2012:109) manfaat analisis rasio keuangan adalah:
         1.         Untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
         2.         Sebagai rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak manajemen.
         3.         Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
         4.         Bagi pare kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
         5.         Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

2.4.4        Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio menurut John J. Wild, dkk (2010:44), yaitu:
         1.         Rasio likuiditas (liquidity ratio) untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
         2.         Rasio solvabilitas (leverage ratio) untuk mengetahui sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dimodali oleh modal pinjaman.
         3.         Rasio aktivitas (activity ratio) untuk mengukur kecepatan dan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset.
         4.         Rasio profitabilitas (profitability ratio) untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Begitu juga dengan A. Sartono (2001:14) membagi 4 jenis analisis rasio yang digunakan dalam penilainan kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang  berkepentingan sebelum pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.





BAB III
PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
Kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan prospek, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memperkirakan kapasitas produksi dari sumber daya yang telah ada.
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Karakteristik laporan keuangan mempunyai cirri-cirie yang relevan, jelas dan dapat dimengerti, dapat di uji kebenarannya, mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat, dapat dibandingkan, lengkap dan netral.
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata, pada rata-rata atau di bawah rata-rata. Apabila diketahui bahwa perusahaan di bawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan sehingga dapat meningkatkan rasio keuangan perusahaan.
Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat empat rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Keempat rasio tersebut yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
3.2 Saran
Perusahaan harus terus menerus melakukan analisalaporan keuangan untuk menilai dan memutuskan langkah-langkah yang akan diambil dalam mempertahakan dan meningkatkan kinerjan perusahaan. Selain itu untuk meningkatkan kinerja keuangan,  Perusahaan harus tetap mempertahankan Good Corporate Governance untuk menciptakan manajemen yang baik dan bersih.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, EdisiKedelapan.CetakanPertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta.
Fidhayatin, Septi Kurnia. 2012. Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan Dan            Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan         Manufaktur Yang Listing di BEI. Jurnal Akuntansi. Vol.2, No.2:205, Juli 2012.
Harahap,Sofyan Syafri.2004. AnalisisKritisLaporanKeuangan,Edisi 1. PT Raja GrafindoPersada.Jakarta
Harahap, SofyanSyafri. 2007. AnalisisKritisatasLaporanKeuangan. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Hery. 2012. AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta: PT. BumiAksara.
IkatanAkuntansi Indonesia. 1998. StandarAkuntansi Indonesia PSAK No 31. Buku 2. SalembaEmpat.Jakarta
IkatanAkuntan Indonesia. 2009. StandarAkuntansiKeuangan: PSAK No. 1 – PenyajianLaporanKeuangan.  SalembaEmpat. Jakarta. Hal. 3.
Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. 2008. AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Kasmir. 2012. AnalisisLaporanKeuangan. PT. RajagrafindoPersada. Jakarta.
Kasmir. 2014. ManajemenPerbankan. EdisiRevisi. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Munawir,S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Orniati, Yuli. 2009. Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi: Universitas Gajayana Malang.
Praytino, Ryanto Hadi. 2010. Peranan Analisa Laporan Keuangan dalam  Mengukur Kinerja     Keuangan Perusahaan: Studi Kasus pada PT. X. Jurnal Manajemen UNNUR Bandung           Volume 2 No.1. Universitas Nurtanio. Bandung. Hal. 9.
Prastowo, D dan R. Yuliaty.2005. AnalisisLaporanKeuangan (konsep) danAplikasi. EdisiKedua. CetakanPertama. UDP-ANP YKPN. Yogyakarta

S,Munawir.2004.AnalisaLaporanKeuangan, Liberty. Yogyakarta
Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Susilo, Bambang. 2009. AnalisaLaporanKeuanganuntukMenilaiKinerjaKeuangan Perusahaan.  Skripsi. UniversitasMuhammadiyah. Surakarta.
Wild, J. John, K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Jakarta : Salemba Empat
.





No comments:

Post a Comment