Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Thursday, 3 September 2015

Pengujian Pasar Efisien



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau efficient market hypothesis (EMH). Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakukan pengujian secara empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar.
            Fama (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut ini.
1.      Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak-form tests), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
2.      Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong form tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan.
3.      Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form tests), yaitu pengujian untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas.
            Di artikel selanjutnya, Fama (1991) mengusulkan untuk mengubah nama ketiga macam kategori pengujian bentuk efisiensi pasar tersebut. Nama-nama pengujian yang diusulkan adalah sebagai berikut ini.
1.      Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujian-pengujian terhadap pendugaan return (tests for return predictability).
2.      Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dirubah menjadi studi-studi peristiwa (event studies)
3.      Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujian-pengujian terhadap informasi privat (tests for privat information).


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGUJIAN-PENGUJIAN PENDUGAAN RETURN
            Sebelum tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada prediksi return atau harga sekuritas berdasarkan return atau harga masa lalu. Jika HPE benar, maka perubahan masa lalu tidak berhubungan dengan harga sekuritas sekarang, sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga atau return dari sekuritas. Oleh karena itu, pengujian efisiensi pasar bentuk lemah melibatkan pertanyaan apakah informasi yang terkandung di harga-harga sekuritas masa lalu yang berurutan sudah secara penuh  mencerminkan harga sekarang. Hipotesis untuk menguji bentuk lemah ini berhubungan dengan hipotesis langkah acak (random walk hypothesis). Jika harga-harga mengikuti pola langkah acak (random walk), maka perubahan harga dari waktu ke waktu sifatnya adalah random atau acak yang independen. Ini berarti bahwa perubahan harga hari ini tidak berhubungan dengan perubahan harga kemarin atau hari-hari sebelumnya.
            Setelah tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah tidak hanya difokuskan pada variabel return atau harga masa lalu untuk memprediksi return atau harga sekarang atau masa depan, tetapi juga melibatkan variable-variable yang lainnya. Variable-Variable yang digunakan untuk mempredikasi return atau harga sekuritas di antaranya adalah dividend yield, rasio P/E, suku bunga dan lain sebagainya.
            Pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah ini dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik atau dengan cara pengujian menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis (technical trading rules).

1.      Pengujian secara statistik
            Pengujian secara statistik dapat dilakukan dengan menguji independensi dari perubahan-perubahan harga sekuritas. Jika hasil pengujian menunjukkan independensi harga-harga, maka implikasinya adalah investor tidak dapat menggunakan nilai-nilai masa lalu dari variable-variable penduga (seperti harga, return, dividend yield, rasio P/E atau suku bunga) untuk memprediksi harga atau return sekarang. Untuk pasar yang efisiensi secara bentuk lemah, perubahan-perubahan harga sekuritas adalah independen terhadap nilai masa lalu variable-variable penduga.
            Pengujian statistik yang banyak dilakukan untuk pengujian independensi adalah pengujian hubungan variabel dengan menggunakan korelasi serial atau regresi linier dan pengujian run (run test).




·         Pengujian Menggunakan Korelasi Dan Regresi Linier
            Pengujian pasar efisiensi bentuk lemah ini dilakukan untuk menguji tidak adanya hubungan antara harga atau return sekuritas masa lalu dengan harga atau return sekarang atau mendatang. Sebenarnya pengujian seperti ini sulit, jika tidak mau dikatakan tidak mungkin untuk dilakukan. Alasannya adalah bahwa harga atau return sekuritas masa lalu yang mana yang akan digunakan untuk memprediksi harga atau return sekuritas mendatang. Harga atau return tahun kemarin, dua tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu, atau harga atau return minggu kemarin, dua minggu kemarin dan seterusnya atau harga atau return hari kemarin, dua hari yang lalu dan seterusnya. Misalnya suatu studi menggunakan data harga tahun kemarin untuk memprediksi harga tahun sekarang dan menemukan bukti tidak ada hubungan secara statistik. Pertanyaannya apakah hasil ini dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa pasar sudah efisien secara lemah, padahal kemungkinan lain misalnya jika harga dua tahun kemarin digunakan mungkin akan didapatkan hubungan harga sekuritas tahun ini. Studi yang sudah pernah dilakukan menggunakan perubahan harga periode kemarin untuk memprediksi perubahan harga periode sekarang dengan model sebagai berikut ini.
DPt=b0+b1.DPt-1-T+et
Koefisien b0 di persamaan diatas mengukur perubahan harga yang diekspektasi dan yang tidak berhubungan dengan perubahan harga periode lalu. Koefisien b1 mengukur hubungan antara perubahan harga periode lalu dengan perubahan harga periode selanjutnya. Jika T=0, maka hubungan perubahan harga adalah antara periode ke-t dengan t-1 sebagai berikut:
DPt=b0+b1.DPt-1+et
Untuk T=1, maka hubungan perubahan harga adalah antara periode ke-t dengan periode ke t-2 sebagai berikut:
DPt=b0+b1.DPt-2+et
dan seterusnya untuk nila T=2 dan selanjutnya.

·         Pengujian Run
            Alternatif lain untuk menguji efisiensi pasar bentuk lemah adalah dengan pengujian runtun (run test). Suatu runtun (run) adalah urutan tanda yang sama dari perubahan-perubahan nilai. Misalnya perubahan-perubahan harga sekuritas yang meningkat diberi tanda positif (+), perubahan harga yang menurun diberi tanda negatif (-) dan harga sekuritas yang tidak berubah diberi tanda (0). Perubahan-perubahan harga sekuritas sebagai berikut: +++00+----- terdiri dari 4 runtun, yaitu runtun pertama berupa tiga perubahan bentuk positif yang sama (+++), runtuk kedua berupa dua perubahan bentuk nol yang sama (00), runtun ketiiga berupa satu perubahan bentuk positif yang sama (+) dan runtun keempat berupa lima perubahan bentuk negatif yang sama (-----).
            Jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara positif dari waktu ke waktu (yang berarti perubahan tanda akan sama dari waktu ke waktu), maka diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau akan terjadi runtun yang sedikit. Sebaliknyya jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara negatif dari waktu ke waktu, maka akan banyak terjadi perubahan tanda dari negatif ke positif atau dari positif ke negatif atau akan terjadi banyak runtun.
            Pengujian runtun telah dilakukan oleh Fama (1965) dan juga Ball dan Watts (1972). Fama menguji runtun perubahan harga saham, sedang Ball dan Watts menguji runtun perubahan laba akuntansi. Umumnya jarang ditemui laba akuntansi yang sama dari satu periode ke periode berikutnya. Biasanya laba akuntansi mengalami kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu Ball dan Watts hanya melihat runtun perubahan laba akuntansi “+” dan “-“ jika perubahan runtun sifatnya adalah acak, maka jumlah runtun yang diharapkan adalah sebesar:
E(NR)=
Notasi:
E(NR) = jumlah runtun ekspektasi
N1   = jumlah perubahan “+”
N2   = jumlah perubahan “-”
N     = jumlah dari perubahan atau sebesar N1+N2

·         Pengujian Cyclical
            Pola pergerakan harga atau sekuritas yang tertentu dapat terjadi untuk pasar yang tidak efisien bentuk lemah. Pengujian menggunakan regresi linear sebelumnya juga menguji pola bentuk linear dari harga-harga sekuritas. Pola lain yang mungkin dapat terjadi jika pasar tidak efisien bentuk lemah adalah pola siklikal (cyclical). Misalnya French (1980) menunjukkan bahwa return pada hari senin lebih rendah dibandingkan dengan return-retun di hari lainnya dalan satu minggu. Hasil dari French menunjukkan bahwa return sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah di hari senin.
            Gibbons dan Hess (1981) juga menemukan hal yang sam dengan yang ditemukan oleh French, yaitu return hari senin lebih rendah dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Return yang mereka gunakan adalah raw return (return biasa, yaitu (Pt-Pt-1)/Pt-1), bukan abnormal return. Gibbons dan Hess selanjutnya menggunakan risk-adjusted return (atau disebut dengan model pasar) dan mereka menemukan bahwa efek hari senin tidak signifikan.
            Efek lain yang diteliti adalah efek januari. Rozeff dan Kinney (1976) menunjukkan bahwa return sekuritas pada bulan januari secara signifikan lebih besar dari return-return bulan-bulan lainnya. Return yang mereka gunakan ini adalah raw return. Ketika mereka menggunakan abnormal return yang didasarkan pada model market-based pricing, efek januari menjadi hilang.



2.      Pengujian secara Aturan Perdagangan Teknis
            Untuk pasar yang tidak efisien bentuk lemah, pergerakan return atau harga sekuritas dari waktu ke waktu dapat mempunyai pola yang tertentu. Pola yang terjadi dapat berupa bentuk linier atau bentuk cyclical. Jika memang pola seperti ini dapat terjadi, maka investor dapat menggunakannya sebagai strategi perdagangan untuk mendapatkan keuntungan berlebihan. Salah satu strategi perdagangan yang memanfaatkan pola perubahan harga sekuritas ini adalah strategi aturan saringan (filter rule).
            Strategi aturan saringan ini merupakan strategi waktu (timing strategy). yaitu strategi terutang kapan investor harus membeli atau menjual suatu sekuritas. Dengan strategi ini, investor akan membeli sekuritas jika harga dari sekuritas meningkat melebihi batas atas yang sudah ditentukan dan menjualnya jika harganya turun lebih rendah dari batas bawah yang sudah ditentukan. Harga sekuritas yang berada di antara dua batas ini dianggap masih merupakan harga sekuritas yang wajar (fair price) yang sekuritasnya belum perlu dibeli atau dijual.
            Pada gambar diatas terllihat bahwa harga sekuritas sampa waktu t* masih berada di dalam batas atas dan batas bawah yang sudah ditentukan. Mulai saat t*, harga sekuritas beranjak naik melebihi batas atasnya. Strategi yang menggunakan filter rule ini akan menyarankan investor untuk membeli sekuritas tersebut pada saat waktu ke t*. Alasannya adalah jika harga sudah memecahkan dan mulai menembus batas atasnya, kemungkinan besar harga sekuritas ini akan terus meningkat, sehingga merupakan saat tepat untuk membelinya pada waktu ke t* tersebut. Dengan alasan yang sama, jika harga sekuritas sudah mulai menembus batas bawahnya, untuk mengurangi kerugian lebih lanjut, maka investor akan menjual sekuritas tersebut.
            Pengujian strategi filter rule telah dilakukan ole Alexander (1961) dan menemukan return yang cukup besar terutama untuk saringan yang kecil (misalnya 5%).  Akan tetapi jika biaya transaksi diperhitungkan, maka kelebihan return ini akan hilang.
            Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fama dan Blume (1969). Mereka membandingkan strategi filter rule ini dengan strategi lainnya, yaitu strategi buy and hold. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa strategi filter rule menghasilkan rata-rata return yang lebih baik untuk saringan yang kecil (yaitu dengan saringan 0,5%) dibandingkan dengan strategi buy and hold. Akan tetapi selisih return yang dihasilkan tidaklah besar. Bahkan jika diperhitungkan dengan biaya transaksi. strategi filter rule ini nampaknya tidak cukup menguntungkan.
            Penelitian lainnya adalah yang dilakukan oleh Beaver dan Landsman (1981). Mereka menguji strategi filter rule ini dengan menggunakan periode saringan yang lebih lama, yaitu selama 20 bulan. Selama periode ini mereka membagi sekuritas ke dalam dua portofolio, yaitu sebuah untuk sekuritas-sekuritas pemenang dan yang lainnya untuk sekuritas-sekuritas kalah. Dengan mengamati abnormal return kedua portofolio ini untuk periode-periode selanjutnya, mereka tidak menemukan perbedaan antara kedua portofolio tersebut. Hasil mereka menunjukkan bahwa strategi saringan tidak menghasilkan return lebih baik.

B.     STUDI PERISTIWA
            Studi peristiwa (even study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (even) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
            Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan dari sekuritas  bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumumgan yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknyaa yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar.
            Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat (quickly) untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasa dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi.
            Bagaimana jika pengumuman peristiwa tidak menimbulkan abnormal return? ada yang menyimpulkan bahwa pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi. Alasannya investor tidak mendapatkan keuntungan luar biasa yang merugikan orang lain (fair game). Alasan lainnya adalah sebenarnya terjadi abnormal return, tetapi abnormal return ini diserap dengan sangat cepatnya.
            Kesimpulan lain menolak pasar efisien jika tidak terjadi abnormal return. Alasaannya adalah jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, bagaimana dapat disimpulkan semudah itu bahwa pasar adalah efisien setengah kuat bentuk informasi. Tidak menimbulkan abnormal return dapat berarti investor tidak bereaksi, karena reaksi investor terhadap informasi yang baru ditunjukkan oleh abnormal return ini. Bagaimana dapat disimpulkan jika investor tidak bereaksi dikatakan pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi? dari diskusi ini dapat disimpulkan bahwa untuk suatu pengumuman yang tidak menimbulkan abnormal return, maka kesimpulannya pasar efisiennya tidak jelas dan tidak terjawab.
            Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi yang dipublikasikan ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informational efficient market). Pengujian untuk efisiensi pasar secara informasi ini tidak memperhatikan kecanggihan dari pelaku pasar di dalam menginterprestasikan dan menganalisis informasi lebih lanjut. Pelaku pasar yang canggih akan dapat membedakan antara “lemon” dan “orange” yaitu mereka dapat membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang tidak bernilai ekonomis. Lebih lanjut pelaku pasar yang canggih akan menganalisis lebih dalam informasi yang diterima supaya mereka dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga tidak dibodohi oleh pasar. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar keputusan.
            Efisiensi pasar secara keputusan lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan efisiensi pasar secara informasi. Ini berarti bahwa pasar yang efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Sebaliknya, pasar yang efisiensi secara keputusan juga akan melibatkan empat buah faktor yaitu : (1) abnormal return, (2) kecepatan reaksi, (3) nilai ekonomis dan (4) ketepatan reaksi. Untuk menguji kandungan informasi suatu pengumuman hanya melibatkan sebuah faktor saja, yaitu faktor abnormal return. Untuk pengujian efisiensi pasar secara informasi hanya melibatkan dua buah faktor saja, yaitu abnormal return dan kecepatan reaksi.

Hasil Empiris Studi Peristiwa
            Beberapa hasil empiris dari studi peristiwa yang pernah dilakukan yang akan dibahas yaitu studi tentang pemecahan saham, penawaran perdana, pengumuman dividen, dan tentang informasi akuntansi.

a.      Pemecahan Saham
            Pemecahan saham (stock split) adalah memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.
            Jika memang stock split tidak mempunyai nilai ekonomis, mengapa perusahaan emiten melakukannya. alasannya adalah berhubungan dengan likuidasi harga sekuritas dan yang berhubungan dengan sinyak yang akan disampaikan oleh perusahaan ke publik.
            Alasan yang pertama adalah perusahaan umumnya melakukan stock split supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangannya. Copeland (1979) menemukan hal sebaliknya dengan alasan lain, yaitu likuiditas pasar akan semakin rendah setelah stock split, yaitu volume perdagangan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya, biaya transaksi pialang secara proporsi meningkat dan bid-ask spread (selisih harga bid yang diajukan oleh pembeli dan harga ask yang diminta oleh penjual) juga lebih tinggi dari sebelumnya. Ohlson dan Penman (1985) juga menemukan bahwa deviasi standar return setelah stock split lebih besar sekitar 30% dibandingkan sebelumnya. Baik likuiditas yang menurun dan naiknya risiko sekuritas (meningkatnya deviasi standar return) merupakan biaya yang harus ditanggung dari pemecahan saham.
            Studi tentang stock split yang juga merupakan studi peristiwa (even study) telah dilakukan oleh Fama, Jensen, dan Roll (FFJR) mempelajari 940 stock split yang telah terjadi di antara Januari 1927 sampai dengan Desember 1959. FFJR menghitung cumulative abnormal return mulai bulan -30 sampai bulan +30. FFJR menemukan adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah hari pengumuman. Hasil ini mendukung pasar NYSE yang efisien bentuk setengah kuat, karena tidak adanya reaksi pasar dari stock split.
            Hasil dari studi FFJR yang menemukan abnormal return mulai dari bulan-30 sulit untuk dipercaya bahwa investor sudah mengantisipasi stock split jauh 30 bulan sebelum diumumkan. Abnormal return yang positif ini kemungkinan terjadi karena perusahaan yang melakukan stock split adalah pereusahaan yang sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik.
            Charest (1978) mengembangkan studi yang dilakukan FFJR dengan menggunakan data harian dan mengamati hanya hari pada waktu stock split diumumkan, tetapi juga pada hari stock split diusulkan oleh manajemen dan pada hari waktu stock split disetujui oleh pemegang saham. Dia menemukan abnormal return hanya terjadi pada hari senin setelah stock split diusulkan, tetapi secara umum pasar tampaknya efisien terhadap stock split.
            Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) menggunakan data harian untuk melihat pengaruh dari pengumuman stock split. Sebanyak 125 peristiwa stock split yang bebas dari pengumuman lainnya selama tiga hari sekeliling tanggal pengumuman dijadikan sebagai sampel data. Mereka menemukan reaksi yang signifikan dari pengumuman stock split. Mereka menginterprestasikan bahwa pengumuman stock split merupakan sinyal yang positif terhadap aliran kas masa depan perusahaan.     
            Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman stock split, bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi stock split tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan dimasa depan yang disinyalkan melalui stock split.
b.      Penawaran Perdana
            Perusahaan yang pertama kali melemparkan sahamnya ke pasar saham disebut melakukan penawaran perdana (initial public offering atau IPO). Karena belum pernah tercatat di bursa saham, maka harga sekuritasnya belum diketahui. Underwriter yang menjamin pelemparan perdana akan menanggung resiko untuk menjual saham ini disebabkan nilai sebenarnya dari sekuritas belum diketahui. Oleh karena itu, underwriter cenderung untuk menjualkannya dengan harga yang murah (undervalued) supaya mengurangi risiko tidak laku terjual. Investor yang dapat kesempatan untuk membeli sekuritas yang undervalued ini aka dapat menikmati abnormal return. Akan tetapi jika pasar sifatnya adalah efisien, abnormal return yang ada hanya terjadi dengan waktu yang cepat dan tidak berkepanjangan. Ini berarti bahwa investor yang membeli beberap saat setelah pengumuman IPO sudah tidak akan memperoleh abnormal return lagi, karena harga sekuritas sudah mencapai keseimbangannya yang baru.

c.       Pengumuman Dividen
            Miller dan Modigliani (1961) menunjukkan bahwa dividen sifatnya tidak relevan di dalam menentukan nilai dari perusahaan. Hasil studi tentang dividen mengandung informasi yang berguna untuk pasar juga menghasilkan kesimpulan yang bercampur. Watts (1973,1979), Ang (1975), Godenes (1978) tidak menemukan bukti bahwa dividen mengandung informasi. Akan tetapi, hasil dari studi yang terbaru lebih mendukung bahwa dividen mengandung informasi.
            Beberapa pendekatan telah digunakan untuk menguji kandungan informasi dari dividen:
1.      memasukkan variabel dividen ke model laba untuk memprediksi laba masa depan (laub 1976). Dividen mempunyai informasi jika kekuatan prediksi model laba meningkat
2.      menguji hubungan antara variabel dividen dan variabel laba, apakah dividen menyebabkan laba atau laba menyebabkan dividen (Ang 1975; Olson dan McCann 1994). Dividen dianggap membawa informasi jika dividen menyebabkan laba.
3.      mengamati pergerakan harga sekuritas sekitar pengumuman dari perubahan dividen yang tidak diekspektasi (enexpected dividend changes). Pendekatan ketiga ini dilakukan dengan melakukan studi peristiwa.

d.      Informasi Akuntansi
            Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flow) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga sekuritas perusahaan bersangkutan. Selain arus kas, informasi akuntansi yang lain juga digunakan oleh pasar. Misalnya, Hughes (1986) menunjukkan bahwa nilai di laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap sebagai sinyal yang menunjukkan nilai dari perusahaan. Kadangkala, aliran kas dan laba memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya.

C.    PENGUJIAN INFORMASI PRIVAT
            Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk kuat, yaitu informasi privat yang akan diuji merupakan informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena itu, pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksadana. Alasannya adalah corporate insider dan reksadana mempunyai informasi privat di dalam perdagangan sekuritas.

Insider Trading
            Insider tranding merupakan perdagangan sekuritas yang dilakuan oleh corporate insider. Pendekatan yang umum dilakukan untuk menguji kegiatan insider tranding adalah dengan membuat portofolio bulanan berdasarkan sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan oleh insider tersebut. Saffe (1974) menunjukkan bahwa membeli suatu sekuritas yang banyak dibeli oleh insider dan menjual sekuritas yang banyak dijual oleh insider dapat menghasilkan abnormal return yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa insider tampaknya mempunyai informasi privat yang belum tentu terefleksi di harga sekuritas.
            Finnerty (1976) menggunakan data populasi semua kegiatan transaksi yang dilakukan oleh insider selama bulan Januari 1969 sampai dengan Desember 1972. Jumalah sampel yang digunakan adalh sebanyak 30.000 transaksi oleh insider. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya abnormal return baik untuk transaksi pembelian atau penjualan sekuritas.
            Givoly dan Palmon (1985) melakukan pengujian dengan cara yang cerdik, yaitu dengan mengkorelasikan kegiatan insider dengan informasi yang diumumkan setelahnya untuk mengetahui apakah insider menggunakan informasi tersebut dalam perdagangannya. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata tidak ada hubungan antara insider trading dengan pengumuman tersebut.

Return dari Reksa Dana
            Reksadana merupakan portofolio yang dibentuk oleh perusahaan reksadana dan dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit penyertaan. Salah satu tujuannya adalah untuk meminimumkan risiko tidak sistematik (dengan membentuk portofolio) dan untuk menghasilkan return yang lebih tinggi. Jika reksa dana dapat menghasilkan return yang tinggi yang tidak normal, hal ini bertentangan dengan hipotesis pasar efisien. Jika memang hal ini terjadi, yaitu reksadana dapat memperoleh abnormal return yang berlebihan, kemungkinan manajer reksadana mendapat informasi privat yang tidak dipublikasikan.
            Studi yang meneliti kinerja dari rekda dana di antaranya adalah yang dilakukan oleh Sharpe (1966) dan Jensen (1968). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reksa dana tidak mendapatkan abnormal return.

D.    ANOMALI PASAR
            Jones (1966) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Beberapa anomali yang banyak mendapat perhatian adalah anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali efek ukuran perusahaan (size effect).
            Basu (1977) melakukan penelitian dengan merangking PER dan membandingkan hasil dari grup dengan PER tinggi dengan grup PER rendah selama 12 bulan setelah terjadi pembelian sekuritas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sekuritas dengan PER rendah mengalahkan sekuritas dengan PER tinggi. Hal ini dikatakan anomali karena informasi PER merupakan informasi yang tersedia luas dan sudah banyak digunakan oleh pasar dalam menilai suatu sekuritas. Jika banyak investor sudah menggunakan strategi ini, seharusnya penggunaan strategi ini tidak akan menghasilkan abnormal return. Akan tetapi, kenyataannya strategi ini dapat menghasilkan abnormal return, sehingga dianggap suatu anomali.
            Anomali pasar juga terjadi untuk perusahaan kecil. Banz (1981) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan NYSE yang berukuran kecil memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa seperti, informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan, informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya, investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat.
Tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar antara lain, Efisiensi pasar bentuk lemah yaitu jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh dari informasi masa lalu, Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dan Efisiensi pasar bentuk kuat yaitu jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat.
Pengujian efisiensi pasar dibagi menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya, antara lain pengujian bentuk lemah (weak-form test), pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong-form tests), dan pengujian bentuk kuat (strong-form tests).
Anomali pasar ialah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Beberapa anomaly yang banyak mendapat perhatian adalah anomaly karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomaly efek ukuran perusahaan (size effect).


DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment