Financial
Control
(Pengendalian
Keuangan)
PENDAHULUAN
Bab ini dimulai dengan dilema control yang menggambarkan
besarnya pengaruh dari pengendalian akuntansi keuangan. Dilema ini diikuti oleh
pemeriksaan tujuan dan definisi yang berkaitan dengan desain control keuangan.
Pertimbangan tujuan meliputi konsep tradisional kontrol akuntansi dan audit,
yang direkonsiliasi dengan tujuan perilaku diidentifikasi untuk sistem
pengendalian keuangan. Sistem pengendalian keuangan yang komprehensif kemudian
dianalisis dalam hal subsistem dirancang untuk mendukung perencanaan, operasi,
dan kebutuhan timbal balik. Analisis ini diikuti oleh pertimbangan dampak
variabel kontekstual terhadap efektivitas desain subsistem.
PENGENDALIAN
DILEMA
Empat tahun lau Quality Products Inc, sebuah toko
pabrikasi logam precisison, menekankan desain inovatif dan kualitas produksi
yang tinggi, dimulai dengan 3 metode produksi berbasis komputer. Karena
penekanan pada layanan, kualitas produksi, timbal balik, dan tindak lanjut
setelah penjualan, harga perusahaan lebih tinggi daripada para pesaing. Dalam
jangka panjang, keuntungan dari kualitas yang lebih tinggi dan layanan yang
lebih baik telah menarik banyak pelanggan setia, dan toko dengan cepat
mendekati kapasitas praktis. Pemilik telah sangat cerdas dan bijaksana dalam
mengatur dan mengelola perusahaan mereka dan bangga dengan keberhasilan mereka.
Mereka juaga mengakui bahwa ada banyak kesempatan untuk memperluas bisnis
mereka yang ada atau ke daerah lain. Dalam menilai kompeisi, mereka telah
mencatat bahwa tidak ada perusahaan nasional atau tingkat regional mengontrol
porsi yang signifikan dari pasar.
Dengn mempertimbangkan tingginya aktifitas produksi dalam
perusahaan, bagaimana pemilik dapat menjaga fleksibilitas mereka dan melakukan
pengendalian pada saat yang sama dengan kualitas yang lebih tinggi jika pemilik
bis perusahaan diperluas?
DEFINISI
PENGENDALIAN KEUANGAN
Umpan
Balik Mekanik Versus Respon Perilaku
Perhatian utama dalam subsistem pengendalian keuangan
yaitu perilaku dari orang yang berada dalam perusahaan. Pengendalian keuangan
dapat dipahami dengan baik apabila memberi penekanan pada pentingnya asumsi
keperilakuan. Tidak semua pengendalian menyangkut perilaku manusia. Aplikasi
mekanik kontrol, seperti alat pengantur panas yang mengontrol suhu ruangan,
membrikan tekanan pada umpan balik mekanik daripada respon perilaku. Tentu
saja, peralatan mekanik dan elektrik juga dapat digunakan untuk mempengaruhi
perilaku manusia. Tujuan pengendalian juga untuk mempengaruhi perilaku manusia.
Jadi subsistem pengendalian didasarkan pada asumsi keperilakuan.
Tujuan perilaku yang mendasari pengendalian keuangan
dapat dirujukkan dengan definisi umum dari pengendalian, yaitu sebagai
inisiatif pilihan karena diyakini bahwa kemungkinan akan mendapatkan hasil yang
diinginkan akan meningkat. Dalam pengendalian keuangan, hasil yang diinginkan
didasarkan pada perilaku dan aplikasi masalah keuangan.
Perluasan
Konsep Tradisional
Konsep pengendalian akuntansi tradisional sering dianggap
bahwa pembuatan informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan.
Dalam pendekatan keperilakuan terhadap desain dan implementasi subsistem
pengendalian keuangan, pembuatan informasi bukan akhir dari keterlibatan
akuntan. Sebaliknya, pembuatan informasi dipandang sebagai penengah daripada
langkah terakhir. Informasi akuntansi digunakan sebagai proses signaling yang
dirancang untuk membantu dalam mengelola organisasin dengan mempengaruhi
perilaku anggotanya.
Ketika merancang sistem pengendalian
yang tepat untuk informasi akuntansi yang akurat dan terpercaya, penekanan
secara tradisional harus memperhatikan faktor-faktor berikut yaitu:
1. Anggota
yang terlibat akan melaksanakan tanggung jawab mereka dengan kompeten dan
integritas.
2. Menghindari
3. Menjelaskan
otoritas yang berhubungan dengan popisi mereka sehingga kebenaran transaksi
dapat dievaluasi
4. Menetapkan
metode yang sistematik untuk memberi keyakinan bahwa transaksi dicatat secara
akurat
5. Menjamin
bahwa dokumentasi telah memadai
6. Perlindungan
aset dengan merancang prosedur untuk membatasi akses terhadap aset
7. Merancang
pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.
PENGENDALIAN KOMPREHENSIF
Sistem pengendalian komprehensif
merupakan kesatuan subsistem formal yang mendukung proses administratif.
Sistem
pengendalian yang komprehensif harus mencakup aktivitas perencanaan, operasi,
dan fungsi timbal balik.
Perencanaan
Proses perncanaan dalam organiasasi ditandai
dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek terpenting dari penetapan
tujuan yaitu dasar dari organisasi dan komunikasi. Suatu perencanaan yang
terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan suatu kerusakan pada
pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang
utuh pada implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi
ini, pengendaalian membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu
rangkaian pembatasan bagi fungsi perencanaan.
Operasi
Pengendalian operasi merupakan suatu
proses pemantauan dan implementasi selama pelaksanaan rencana. Dalam
organisasi, pengendalian operasi merupakan tanggung jawab manajer pemilik,
yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan pengoperasian lewat sesuatu yang
tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang lebih kompleks dan
lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna
menjamin suatu standar yang lebih efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.
Umpan balik
Umpan balik dalam organisasi berasal
dari sumber formal dan informal yang disusun dari komunikaso non-verbal. Suatu
rancangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk penyaringan umpan balik.
Proses umpan balik dalam subsistem pengendalian keuangan jarang bisa dipahami.
Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari
motivasi manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan
tindakan-tindakan berikutnya masih diwarnai dengan ketidakpastian dan
kerumitan.
Interaksi Pengendalian
Suatu organisasi dapat menciptakan
kumpulan yang besar jika menghubungkan sub-subsistem pengendalian secara baik
guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik. Dimana,
perencanaan lebih dahulu dilakukan daripada operasi dan umpan balik berasal
dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan. Tetapi hal
tersebut tidak sesuai untuk kondisi yang kompleks. Manipulasi atas
ukuran-ukuran umpan balik dapat menjadi lebih diutamakan dibandingkan dengan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Sebagai konsekuensinya, ukuran-ukuran umpan
balik lebih menekankan pada operasi dan bukan pada hal yang bersifat evaluasi
terhadap operasi itu sendiri.
FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Konteksl menjadi bagian yang sangat
penting agar sukses dalam merancang dan melaksanakan sistem pengendalian
keuangan. Konteks merujuk pada kumpulan karakteristik yang mengukur pengaturan
empiris dimana sistem pengendalian akan ditetapkan.
Ukuran
Ukuran dipandang sebagai suatu
peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi
sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian. Dan
sebagai hambatan apabila pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi
terhadap strategi pengendalian.
Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam
lingkuangan yang stabil berbeda dari lingkungan yang selalu berubah-ubah.
Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang
secara ekternal menghasilkan produk-produk yang memerukan suatu tanggapan.
Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat
terhadpa perubahan lingkungan. Suatu lingkungan oksegen yang stabil diasumsikan
dalam banyak pembahasan sistem biaya standar dan analisis hubungan atas varians
biaya. Asumsi ini memunculkan fakta yang terpisah antara operasi yang sementara
dengan lingkungan bisinis yang menuntut adanya perubahan secara terus menerus.
Motif keuangan
Keberadaan dari motif keuangan bukan
suatu penghalang untuk menggunakan ukuran peniaian akuntansi terhadap
produktivitas. Sistem pengendalian didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran
profitabilitas.
Faktor-faktor Proses
Suatu faktor prose penting dalam
pengendalian biaya yang tidak dapat dihindari dan biaya untuk melakukan
rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya untuk proses
strategi biaya variabel sering kali berbeda dengan strategi biaya yang
disesuaikan, seperti biaya tetap.
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
Untuk mendapatkan keberhasilan dari
probabilitas, desainer akan berusaha untuk menentukan hubungan sebab akibat
yang diyakini berada pada di lingkungan, sehingga memungkinkan mereka untuk
mengantisipasi konsekuensi logis yang menghasilkan bentuk penerapan
pengendalian.
Antisipasi terhadap Konsekuensi
Logis
Antisipaso terhadap konsekuensi
logis merupakan komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi
ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa
untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu baik atau buruk.
Relevansi dengan Teori Agensi
Teori keageanan memfasilitasi antisipasi
terhadap konsekuensi logis dengan menyediakan kerangka kerja untuk memahami dam
memprediksi perilaku selanjutnya. Agen adalah orang yang terlibat oleh
prinsipal untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditunjuk oleh prinsipal tersebut.
Agen memiliki set tujuan yang berbeda dari prinsipal. Teori agensi menyangkut
persoalan “biaya” dimana suatu pendelegasian dengan asumsi keputusan-keputusan
tertentu besifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi
tidak nyata.
Pengelolaan perubahan
Pengelolaan perubahan adalah suatu
yang penting dalam menentukan rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer
melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali
dihadapkan pada satu atau ebih dilemma bisnis. Pengendalian yang ada dalam
perusahaan mungkin tidak berfungsi sebail yang pernah mereka lakukan, tetapi
manajer mungkin takut bahwa perubahan dalan pengendalian biaya akan lebih dalam
hal gangguan status quo dari nilai manfaat potensial.
No comments:
Post a Comment