Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Tuesday 15 March 2016

FINANCIAL CONTROL



Financial Control
(Pengendalian Keuangan)
PENDAHULUAN
            Bab ini dimulai dengan dilema control yang menggambarkan besarnya pengaruh dari pengendalian akuntansi keuangan. Dilema ini diikuti oleh pemeriksaan tujuan dan definisi yang berkaitan dengan desain control keuangan. Pertimbangan tujuan meliputi konsep tradisional kontrol akuntansi dan audit, yang direkonsiliasi dengan tujuan perilaku diidentifikasi untuk sistem pengendalian keuangan. Sistem pengendalian keuangan yang komprehensif kemudian dianalisis dalam hal subsistem dirancang untuk mendukung perencanaan, operasi, dan kebutuhan timbal balik. Analisis ini diikuti oleh pertimbangan dampak variabel kontekstual terhadap efektivitas desain subsistem.

PENGENDALIAN DILEMA
            Empat tahun lau Quality Products Inc, sebuah toko pabrikasi logam precisison, menekankan desain inovatif dan kualitas produksi yang tinggi, dimulai dengan 3 metode produksi berbasis komputer. Karena penekanan pada layanan, kualitas produksi, timbal balik, dan tindak lanjut setelah penjualan, harga perusahaan lebih tinggi daripada para pesaing. Dalam jangka panjang, keuntungan dari kualitas yang lebih tinggi dan layanan yang lebih baik telah menarik banyak pelanggan setia, dan toko dengan cepat mendekati kapasitas praktis. Pemilik telah sangat cerdas dan bijaksana dalam mengatur dan mengelola perusahaan mereka dan bangga dengan keberhasilan mereka. Mereka juaga mengakui bahwa ada banyak kesempatan untuk memperluas bisnis mereka yang ada atau ke daerah lain. Dalam menilai kompeisi, mereka telah mencatat bahwa tidak ada perusahaan nasional atau tingkat regional mengontrol porsi yang signifikan dari pasar.
            Dengn mempertimbangkan tingginya aktifitas produksi dalam perusahaan, bagaimana pemilik dapat menjaga fleksibilitas mereka dan melakukan pengendalian pada saat yang sama dengan kualitas yang lebih tinggi jika pemilik bis perusahaan diperluas?
DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN
Umpan Balik Mekanik Versus Respon Perilaku
            Perhatian utama dalam subsistem pengendalian keuangan yaitu perilaku dari orang yang berada dalam perusahaan. Pengendalian keuangan dapat dipahami dengan baik apabila memberi penekanan pada pentingnya asumsi keperilakuan. Tidak semua pengendalian menyangkut perilaku manusia. Aplikasi mekanik kontrol, seperti alat pengantur panas yang mengontrol suhu ruangan, membrikan tekanan pada umpan balik mekanik daripada respon perilaku. Tentu saja, peralatan mekanik dan elektrik juga dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia. Tujuan pengendalian juga untuk mempengaruhi perilaku manusia. Jadi subsistem pengendalian didasarkan pada asumsi keperilakuan.
            Tujuan perilaku yang mendasari pengendalian keuangan dapat dirujukkan dengan definisi umum dari pengendalian, yaitu sebagai inisiatif pilihan karena diyakini bahwa kemungkinan akan mendapatkan hasil yang diinginkan akan meningkat. Dalam pengendalian keuangan, hasil yang diinginkan didasarkan pada perilaku dan aplikasi masalah keuangan.

Perluasan Konsep Tradisional
            Konsep pengendalian akuntansi tradisional sering dianggap bahwa pembuatan informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan keperilakuan terhadap desain dan implementasi subsistem pengendalian keuangan, pembuatan informasi bukan akhir dari keterlibatan akuntan. Sebaliknya, pembuatan informasi dipandang sebagai penengah daripada langkah terakhir. Informasi akuntansi digunakan sebagai proses signaling yang dirancang untuk membantu dalam mengelola organisasin dengan mempengaruhi perilaku anggotanya.
            Ketika merancang sistem pengendalian yang tepat untuk informasi akuntansi yang akurat dan terpercaya, penekanan secara tradisional harus memperhatikan faktor-faktor berikut yaitu:
1.      Anggota yang terlibat akan melaksanakan tanggung jawab mereka dengan kompeten dan integritas.
2.      Menghindari
3.      Menjelaskan otoritas yang berhubungan dengan popisi mereka sehingga kebenaran transaksi dapat dievaluasi
4.      Menetapkan metode yang sistematik untuk memberi keyakinan bahwa transaksi dicatat secara akurat
5.      Menjamin bahwa dokumentasi telah memadai
6.      Perlindungan aset dengan merancang prosedur untuk membatasi akses terhadap aset
7.      Merancang pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.



PENGENDALIAN KOMPREHENSIF
            Sistem pengendalian komprehensif merupakan kesatuan subsistem formal yang mendukung proses administratif.
Sistem pengendalian yang komprehensif harus mencakup aktivitas perencanaan, operasi, dan fungsi timbal balik.

Perencanaan
             Proses perncanaan dalam organiasasi ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek terpenting dari penetapan tujuan yaitu dasar dari organisasi dan komunikasi. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan suatu kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi ini, pengendaalian membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu rangkaian pembatasan bagi fungsi perencanaan.

Operasi
            Pengendalian operasi merupakan suatu proses pemantauan dan implementasi selama pelaksanaan rencana. Dalam organisasi, pengendalian operasi merupakan tanggung jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan pengoperasian lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang lebih kompleks dan lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna menjamin suatu standar yang lebih efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.

Umpan balik
            Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari komunikaso non-verbal. Suatu rancangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk penyaringan umpan balik. Proses umpan balik dalam subsistem pengendalian keuangan jarang bisa dipahami. Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari motivasi manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan-tindakan berikutnya masih diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan.


Interaksi Pengendalian
            Suatu organisasi dapat menciptakan kumpulan yang besar jika menghubungkan sub-subsistem pengendalian secara baik guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik. Dimana, perencanaan lebih dahulu dilakukan daripada operasi dan umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan. Tetapi hal tersebut tidak sesuai untuk kondisi yang kompleks. Manipulasi atas ukuran-ukuran umpan balik dapat menjadi lebih diutamakan dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Sebagai konsekuensinya, ukuran-ukuran umpan balik lebih menekankan pada operasi dan bukan pada hal yang bersifat evaluasi terhadap operasi itu sendiri.

FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
            Konteksl menjadi bagian yang sangat penting agar sukses dalam merancang dan melaksanakan sistem pengendalian keuangan. Konteks merujuk pada kumpulan karakteristik yang mengukur pengaturan empiris dimana sistem pengendalian akan ditetapkan.

Ukuran
            Ukuran dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian. Dan sebagai hambatan apabila pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian.

Stabilitas Lingkungan
            Desain pengendalian dalam lingkuangan yang stabil berbeda dari lingkungan yang selalu berubah-ubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara ekternal menghasilkan produk-produk yang memerukan suatu tanggapan. Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat terhadpa perubahan lingkungan. Suatu lingkungan oksegen yang stabil diasumsikan dalam banyak pembahasan sistem biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Asumsi ini memunculkan fakta yang terpisah antara operasi yang sementara dengan lingkungan bisinis yang menuntut adanya perubahan secara terus menerus.

Motif keuangan
            Keberadaan dari motif keuangan bukan suatu penghalang untuk menggunakan ukuran peniaian akuntansi terhadap produktivitas. Sistem pengendalian didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas.

Faktor-faktor Proses
            Suatu faktor prose penting dalam pengendalian biaya yang tidak dapat dihindari dan biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variabel sering kali berbeda dengan strategi biaya yang disesuaikan, seperti biaya tetap.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
            Untuk mendapatkan keberhasilan dari probabilitas, desainer akan berusaha untuk menentukan hubungan sebab akibat yang diyakini berada pada di lingkungan, sehingga memungkinkan mereka untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang menghasilkan bentuk penerapan pengendalian.

Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
            Antisipaso terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu baik atau buruk.

Relevansi dengan Teori Agensi
            Teori keageanan memfasilitasi antisipasi terhadap konsekuensi logis dengan menyediakan kerangka kerja untuk memahami dam memprediksi perilaku selanjutnya. Agen adalah orang yang terlibat oleh prinsipal untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditunjuk oleh prinsipal tersebut. Agen memiliki set tujuan yang berbeda dari prinsipal. Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suatu pendelegasian dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu besifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata.


Pengelolaan perubahan
            Pengelolaan perubahan adalah suatu yang penting dalam menentukan rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau ebih dilemma bisnis. Pengendalian yang ada dalam perusahaan mungkin tidak berfungsi sebail yang pernah mereka lakukan, tetapi manajer mungkin takut bahwa perubahan dalan pengendalian biaya akan lebih dalam hal gangguan status quo dari nilai manfaat potensial.

No comments:

Post a Comment