Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Tuesday, 15 March 2016

Efek Keperilakuan pada Persyaratan Pelaporan



Efek Keperilakuan pada Persyaratan Pelaporan

A.    Persyaratan Pelaporan
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita, bagaimana keadaan dari orang dan benda untuk mana kita bertanggung jawab, dan seterusnya. Hal-hal ini pada umumnya disebut sebagai “persyaratan” pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan.
Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi sipenerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor.
Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengelolaan dan pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor, dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau apakah tindakan korektif diperlukan. Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa.

B.     Bagaimana Persyaratan Pelaporan Mempengaruhi Perilaku
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelapor dalam beberapa cara. Bentuk lain dari pengukuran yang digunakan dalam organisasi, seperti audit dan pengamatan langsung, juga memiliki banyak dampak yang sama terhadap persyaratan pelaporan, selain dampak spesifiknya sendiri.
1.      Antisipasi Penggunaan Informasi
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap informasi yang disediakan.
Dalam konteks manajemen, pengirim seringkali dianggap bertanggung jawab untuk mengendalikan hal-hal yang juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh sipengirim.
2.       Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan si Pemakai
Kadang kala, seseorang merasa pasti mengenai bagaimana penerima akan menggunakan informasi, sementara pada waktu-waktu lain seseorang tidak merasa mengenai bagaimana informasi tersebut digunakan. Jika setiap orang selalu jelas dan jujur mengenai bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan, maka akan terdapat lebih sedikit masalah, tetapi masi tetap ada kemungkinan bahwa informasi tersebut akan kemudian digunakan dalam cara-cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama kali informasi tersebut diminta.
Dalam kasus-kasus lain adalah jelas dari respon penerima, atau kurangnya respon penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka katakana.
3.      Insentif/Sanksi
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa sipengirim akan mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi sipenerima, untuk memberikan penghargaan atau sanksi kepada sipengirim, semakin hati-hati sipengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh sipenerima.
4.       Penentuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menetukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilakupengirim atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah perilaku masa lalu
5.       Strategi Respons iterative
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah untuk terus berperilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu reson dari penerima. Jika tidak ada respon, maka strategi tersebut dapat diteruskan.
6.      Pengaruh Perhatian
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatandan bukannya dampak dari pelaporan informasikarena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informassi yang dilaporkan kepada siapapun. Tetapi, dampak tersebut dipertimbangkan karena dapat terjadi sebagai respon terhadap persyaratan pelaporan dari luar, meskipun hal tersebut juga dapat terjadi tanpa adanya persyaratan tersebut.

C.    Dampak dari Persyaratan Pelaporan
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang seperti :
1.      Akuntansi Keuangan
Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di Amerika Serikat, termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board (FASB), dan Financial Executive Research Foundation (FERF), telah mengakui dampak potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigasi mengenai dampak semacam itu dan mempertimbangkannya secara eksplisit dalam proses penetapan standar.
2.       Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidang yang relative masi belum di eksplorasi. Tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitive dalam kaitannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa persyaratan pelaporan pajak yang sekarang melanggar hak konstitusional. Umumnya dipandang bahwa persyaratan pelaporan pajak adalah rumit dan sulit bagi banyak pembayar pajak.
3.      Akuntansi Sosial
Hanya seditkit saja yang diketahui mengenai dampak dari akuntansi sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relative sedikit akuntansi sosial bagi public, dan kebanyak riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak terdapat dampak apapun terhadap pelaporan secara sukarela.


4.       Akuntansi Manajemen
Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos0pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi.

D.    Penilaian Dampak Terhadap Pengirim Informasi
Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi. Yang paling tersedia adalah pengambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikiran secara hati-hati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan berinterasksi dengan kekuatan-kekuatan motivasional lainnya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan pelaporan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para pelapor mengenai perilaku mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survey, yang dapat terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan dari keduanya.

FINANCIAL CONTROL



Financial Control
(Pengendalian Keuangan)
PENDAHULUAN
            Bab ini dimulai dengan dilema control yang menggambarkan besarnya pengaruh dari pengendalian akuntansi keuangan. Dilema ini diikuti oleh pemeriksaan tujuan dan definisi yang berkaitan dengan desain control keuangan. Pertimbangan tujuan meliputi konsep tradisional kontrol akuntansi dan audit, yang direkonsiliasi dengan tujuan perilaku diidentifikasi untuk sistem pengendalian keuangan. Sistem pengendalian keuangan yang komprehensif kemudian dianalisis dalam hal subsistem dirancang untuk mendukung perencanaan, operasi, dan kebutuhan timbal balik. Analisis ini diikuti oleh pertimbangan dampak variabel kontekstual terhadap efektivitas desain subsistem.

PENGENDALIAN DILEMA
            Empat tahun lau Quality Products Inc, sebuah toko pabrikasi logam precisison, menekankan desain inovatif dan kualitas produksi yang tinggi, dimulai dengan 3 metode produksi berbasis komputer. Karena penekanan pada layanan, kualitas produksi, timbal balik, dan tindak lanjut setelah penjualan, harga perusahaan lebih tinggi daripada para pesaing. Dalam jangka panjang, keuntungan dari kualitas yang lebih tinggi dan layanan yang lebih baik telah menarik banyak pelanggan setia, dan toko dengan cepat mendekati kapasitas praktis. Pemilik telah sangat cerdas dan bijaksana dalam mengatur dan mengelola perusahaan mereka dan bangga dengan keberhasilan mereka. Mereka juaga mengakui bahwa ada banyak kesempatan untuk memperluas bisnis mereka yang ada atau ke daerah lain. Dalam menilai kompeisi, mereka telah mencatat bahwa tidak ada perusahaan nasional atau tingkat regional mengontrol porsi yang signifikan dari pasar.
            Dengn mempertimbangkan tingginya aktifitas produksi dalam perusahaan, bagaimana pemilik dapat menjaga fleksibilitas mereka dan melakukan pengendalian pada saat yang sama dengan kualitas yang lebih tinggi jika pemilik bis perusahaan diperluas?
DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN
Umpan Balik Mekanik Versus Respon Perilaku
            Perhatian utama dalam subsistem pengendalian keuangan yaitu perilaku dari orang yang berada dalam perusahaan. Pengendalian keuangan dapat dipahami dengan baik apabila memberi penekanan pada pentingnya asumsi keperilakuan. Tidak semua pengendalian menyangkut perilaku manusia. Aplikasi mekanik kontrol, seperti alat pengantur panas yang mengontrol suhu ruangan, membrikan tekanan pada umpan balik mekanik daripada respon perilaku. Tentu saja, peralatan mekanik dan elektrik juga dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia. Tujuan pengendalian juga untuk mempengaruhi perilaku manusia. Jadi subsistem pengendalian didasarkan pada asumsi keperilakuan.
            Tujuan perilaku yang mendasari pengendalian keuangan dapat dirujukkan dengan definisi umum dari pengendalian, yaitu sebagai inisiatif pilihan karena diyakini bahwa kemungkinan akan mendapatkan hasil yang diinginkan akan meningkat. Dalam pengendalian keuangan, hasil yang diinginkan didasarkan pada perilaku dan aplikasi masalah keuangan.

Perluasan Konsep Tradisional
            Konsep pengendalian akuntansi tradisional sering dianggap bahwa pembuatan informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan keperilakuan terhadap desain dan implementasi subsistem pengendalian keuangan, pembuatan informasi bukan akhir dari keterlibatan akuntan. Sebaliknya, pembuatan informasi dipandang sebagai penengah daripada langkah terakhir. Informasi akuntansi digunakan sebagai proses signaling yang dirancang untuk membantu dalam mengelola organisasin dengan mempengaruhi perilaku anggotanya.
            Ketika merancang sistem pengendalian yang tepat untuk informasi akuntansi yang akurat dan terpercaya, penekanan secara tradisional harus memperhatikan faktor-faktor berikut yaitu:
1.      Anggota yang terlibat akan melaksanakan tanggung jawab mereka dengan kompeten dan integritas.
2.      Menghindari
3.      Menjelaskan otoritas yang berhubungan dengan popisi mereka sehingga kebenaran transaksi dapat dievaluasi
4.      Menetapkan metode yang sistematik untuk memberi keyakinan bahwa transaksi dicatat secara akurat
5.      Menjamin bahwa dokumentasi telah memadai
6.      Perlindungan aset dengan merancang prosedur untuk membatasi akses terhadap aset
7.      Merancang pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.



PENGENDALIAN KOMPREHENSIF
            Sistem pengendalian komprehensif merupakan kesatuan subsistem formal yang mendukung proses administratif.
Sistem pengendalian yang komprehensif harus mencakup aktivitas perencanaan, operasi, dan fungsi timbal balik.

Perencanaan
             Proses perncanaan dalam organiasasi ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek terpenting dari penetapan tujuan yaitu dasar dari organisasi dan komunikasi. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan suatu kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana. Pada kondisi ini, pengendaalian membutuhkan sesuatu untuk dapat beroperasi sebagai suatu rangkaian pembatasan bagi fungsi perencanaan.

Operasi
            Pengendalian operasi merupakan suatu proses pemantauan dan implementasi selama pelaksanaan rencana. Dalam organisasi, pengendalian operasi merupakan tanggung jawab manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan pengoperasian lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang lebih kompleks dan lebih besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna menjamin suatu standar yang lebih efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.

Umpan balik
            Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari komunikaso non-verbal. Suatu rancangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk penyaringan umpan balik. Proses umpan balik dalam subsistem pengendalian keuangan jarang bisa dipahami. Dalam aplikasi manajemen, keberadaan faktor manusia dan kompleksitas dari motivasi manusia mendukung pernyataan bahwa hubungan antara umpan balik dan tindakan-tindakan berikutnya masih diwarnai dengan ketidakpastian dan kerumitan.


Interaksi Pengendalian
            Suatu organisasi dapat menciptakan kumpulan yang besar jika menghubungkan sub-subsistem pengendalian secara baik guna mendukung perencanaan, operasi, dan fungsi umpan balik. Dimana, perencanaan lebih dahulu dilakukan daripada operasi dan umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang diterapkan. Tetapi hal tersebut tidak sesuai untuk kondisi yang kompleks. Manipulasi atas ukuran-ukuran umpan balik dapat menjadi lebih diutamakan dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Sebagai konsekuensinya, ukuran-ukuran umpan balik lebih menekankan pada operasi dan bukan pada hal yang bersifat evaluasi terhadap operasi itu sendiri.

FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
            Konteksl menjadi bagian yang sangat penting agar sukses dalam merancang dan melaksanakan sistem pengendalian keuangan. Konteks merujuk pada kumpulan karakteristik yang mengukur pengaturan empiris dimana sistem pengendalian akan ditetapkan.

Ukuran
            Ukuran dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian. Dan sebagai hambatan apabila pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi terhadap strategi pengendalian.

Stabilitas Lingkungan
            Desain pengendalian dalam lingkuangan yang stabil berbeda dari lingkungan yang selalu berubah-ubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara ekternal menghasilkan produk-produk yang memerukan suatu tanggapan. Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat terhadpa perubahan lingkungan. Suatu lingkungan oksegen yang stabil diasumsikan dalam banyak pembahasan sistem biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Asumsi ini memunculkan fakta yang terpisah antara operasi yang sementara dengan lingkungan bisinis yang menuntut adanya perubahan secara terus menerus.

Motif keuangan
            Keberadaan dari motif keuangan bukan suatu penghalang untuk menggunakan ukuran peniaian akuntansi terhadap produktivitas. Sistem pengendalian didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas.

Faktor-faktor Proses
            Suatu faktor prose penting dalam pengendalian biaya yang tidak dapat dihindari dan biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variabel sering kali berbeda dengan strategi biaya yang disesuaikan, seperti biaya tetap.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
            Untuk mendapatkan keberhasilan dari probabilitas, desainer akan berusaha untuk menentukan hubungan sebab akibat yang diyakini berada pada di lingkungan, sehingga memungkinkan mereka untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang menghasilkan bentuk penerapan pengendalian.

Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
            Antisipaso terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu baik atau buruk.

Relevansi dengan Teori Agensi
            Teori keageanan memfasilitasi antisipasi terhadap konsekuensi logis dengan menyediakan kerangka kerja untuk memahami dam memprediksi perilaku selanjutnya. Agen adalah orang yang terlibat oleh prinsipal untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditunjuk oleh prinsipal tersebut. Agen memiliki set tujuan yang berbeda dari prinsipal. Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suatu pendelegasian dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu besifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata.


Pengelolaan perubahan
            Pengelolaan perubahan adalah suatu yang penting dalam menentukan rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau ebih dilemma bisnis. Pengendalian yang ada dalam perusahaan mungkin tidak berfungsi sebail yang pernah mereka lakukan, tetapi manajer mungkin takut bahwa perubahan dalan pengendalian biaya akan lebih dalam hal gangguan status quo dari nilai manfaat potensial.