SURVEY KONSEP DAN PERSPEKTIF ILMU
KEPERILAKUAN
Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu
Keperilakuan
Lingkup ilmu keperilakuan mencakup
bidang riset manapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimen maupun
observasi perilaku manusia. Agar dianggap sebagai ilmu harus memenuhi dua
kriteria. Pertama riset harus berkaitan dengan perilaku manusia. Dengan
mengidentifikasi aturan-aturan tentang perilaku manusia apakah perbedaan dan
kesamaan dan untuk menentukan kosenkuensi dan aturan tersebut. Kedua,
penelitian harus ilmiah harus ada usaha sistematis untuk menggambarkan,
menghubungkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena aturan-aturan dalam
perilaku manusia harus dapat diamati dan efeknya.
Tujuan ilmu keperilakuan adalah
untuk memahami, menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Untuk membuat
kesimpulan tentang perilaku manusia secara impersonal yang dapat didukung oleh
bukti yang empiris melalui prosedur yang terbuka untuk direview maupun
direplikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuan lain yang tertarik.
Ilmu keperilakuan menggambarkan
pengamatan yang sistematik tentang perilaku untuk yang bertujuan
mengkonfirmasikan secara eksperimen hipotesis melalui pengamatan perubahan
dalam perilaku.
Ilmu keperilakuan menurut Bernard
Berelson and G.A Steiner adalah suatu riset yang berhadapan secara langsung
dengan keperilakuan manusia. Yang berkaitan dengan penelitian ilmiah dan
perilaku manusia.
Ilmu
keperilakuan merupakan “human side”
dari ilmu social. Ilmu social mencakup disiplin Antropologu, ekonomi, sejarah,
ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu keperilakuan mencakup psikologi
dan sosiologi.
Ruang Lingkup dan Tujuanr Akuntansi
Keperilakuan
Di
masa lalu, akuntan konsen hanya pada pengukuran pendapatan dan biaya dan studi
kinerja untuk memprediksi masa akan datang. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu telah menghasilkan perilaku manusia masa lalu dan kinerja
masa lalu itu sendiri merupakan faktor yang akan mempengaruhi perilaku masa
akan datang. Mereka kurang melihat fakta
bahwa ada beberapa yang harus dipahami dari control organisasi yang
harus dimulai dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, dan
aspirasi individu yang berinteraksi di dalam organisasi.
Akuntansi keperilakuan
berfokus pada hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi. Mereka
menyadari bahwa, proses akuntansi melibatkan penyimpulan jumlah yang besar dari
kejadian ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia dan bahwa
pengukuran akuntansi itu sendiri meupakan factor yang mempengaruhi perilaku,
dimana hal itu yang menentukan kesuksesan kejadian ekonomi tersebut.
Akuntan
keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk
mempengaruhi motivasi karyawan, semangat, dan produktivitas. Definisi paling
akhir dari akuntansi di akademik dan professional mencakup atau
mengimplikasikan pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi untuk pengambilan
keputusan yang beragam dan tujuan-tujuan lainnya.
Persamaan dan Perbedaan Ilmu
Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu
keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan
akuntansi itu sendiri.
Sementara ilmu
keperilakuan adalah subset dari ilmu social, akuntansi keperilakuan merupakan
subset dari keduanya yaitu akuntansi dan ilmu keperilakuan. Ilmu keperilakuan
terikat pada penelitian aspek-aspek
teori motivasi, stratifikasi soaial, atau bentuk-bentuk sikap. Akuntansi
keperilakuan, bagaimanapun, akan mengaplikasikan unsure spesifik dari
teori-teori tersebut atau hasil penelitian-penelitian, yang relevan terhadap
situasi akuntansi saat ini.
Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai induk
disiplin ilmu akuntansi, yang dapat diaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan
hasil penelitian dari disiplin ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan
memprediksikan perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip,
dan pendekatan-pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk mengembangkan
utilitasnya.
Perspektif
pada Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial
Tiga bahasan pokok yang
banyak berkontribusi terhadap ilmu keperilakuan adalah psikologi, sosiologi,
dan psikologi social. Semua menggambarkan dan menjelaskan mengenai perilaku
manusia. Namun ketiganya berbeda dari segi perspektif terhadap perilaku manusia.
Psikologi secara khusus membahas bagaimana individu berperilaku, focus pada
aksi manusia itu sendiri sebagai respon untuk menstimuli lingkungan mereka.
Beberapa
perbedaan antara akuntan perilaku dan ilmuwan perilaku
terapan
Perbedaan
|
Akuntan Keperilakuan
|
Ilmu Keperilakuan Terapan
|
Bidang Keahlian
|
Akuntansi dasar; ilmu pengetahuan
sosial dasar
|
Ilmu sosial dasar;
|
kemampuan untuk
merancang dan melaksanakan proyek penelitian perilaku
|
Tidak ada bagian/elemen pada training
|
elemen kunci pada training
|
pengetahuan dan
pemahaman tentang kerja organisasi bisnis di sistem
umum dan sistem akuntansi tertentu
|
Element kunci pada Training
|
Tidak ada elemen pada training
|
Orientasi
|
Profesional
|
Ilmuan
|
Pendekatan untuk
masalah
|
Praktis
|
Teoritis dan praktis
|
Fungsi
|
Melayani klient; manajemen saran
|
Memajukan ilmu pengetahuan dan
memecahkan masalah
|
Kepentingan dalam
ilmu keperilakuan
|
Terbatas pada bidang yang berhubungan
dengan akuntansi
|
Terbatas pada subdisiplin ilmu
akuntansi
|
Sosiologi dan psikologi
social, dilain sisi, focus pada kelompok, atau social, perilaku. Keduanya
menekankan pada interaksi antara individu, bukan pada stimuli fisikal. Perilaku
menjelaskan pada hubungan social, pengaruh social, dan kelompok yang dinamis. Percobaan
dibuat untuk memahami bagaimana individu berpikir, merasa, dan tindakan yang
sebenarnya, atau kehadiran orang lain.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia seperti kebutuhan individu
dan motivasi, tekanan organisasi, permintaan organisasi, sejaran personal, latar
belakang yang unik dari individu-individu, konflik dari dalam dan luar
organisasi, waktu permintaan, tanggungjawab personal dan social, dan sebagainya.
Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu:
1. Struktur karakter
mengacu pada ciri-ciri kepribadian, kebiasaan, dan pola perilaku individu.
psikolog umumnya terkait dengan studi struktur karakter.
2. Struktur sosial
mengacu pada sistem hubungan antara orang-orang, termasuk ekonomi, politik,
militer, dan kerangka kelembagaan agama yang menetapkan perilaku yang dapat
diterima, perilaku kontrol dan mengabadikan tatanan sosial. ini adalah domain
dari sosiolog.
3. Dinamika kelompok
dapat dilihat sebagai sintesis atau kombinasi struktur karakter dan struktur
sosial; mengacu pada perkembangan pola interaksi manusia, proses interaksi
sosial, dan hasil interaksi itu. psikolog sosial terlibat dalam studi dinamika
kelompok.
Organisasional
Mempengaruhi Perilaku
Orang
yang bekerja pada suatu organisasi, perilakunya dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, termasuk ukuran dan struktur organisasi, gaya manajemen,
otoritas/tanggungjawab dalam hubungan kerja, status hubungan, norma kelompok
juga mempengaruhi perilaku dan fungsi organisasi.
Memperoleh
informasi dalam sebuah perusahaan juga berbeda penerimaannya. Ada informasi
yang akurat, kurang jelas ataupun tidak terkait sama sekali. Berdasarkan
informasi tersebut, individu memprosesnya, kemudian membuat keputusan dan sikap
mulai terlihat.
Peranan Teori
Peranan
didefinisikan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang terlibat
dalam interaksi dengan yang lainnya. Peranan sosial diartikan sebagai hak-hak, tugas-tugas,
kewajiban, dan perilaku yang tepat yang dimiliki oleh orang-orang yang memegang
posisi tertentu dalam sebuah lingkungan sosial tertentu. Dalam kelompok formal
ataupun organisasi formal, peran didefinisikan sebagai kumpulan peraturan.
Peranan berbeda dengan
perilaku orang yang memegang posisi tertentu dalam organisasi dan menyatukan
kelompok untuk spesialisasi dan fungsi kordinasi. Komponen Perilaku aktual dari
peran disebut dengan norma. Norma adalah kebutuhan akan perilaku yang tepat
untuk sebuah peran khusus. Setiap peran telah melekat pada identitas, yang
mendefinisikan siapa mereka dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi
tertentu.
Struktur
Sosial
Studi
pembelajaran sistematic akan perilaku manusia tergantung pada dua faktor yaitu:
Pertama bahwa orang bertindak dalam pola yang teratur dan berulang. Yang kedua
orang-orang tidak terisolasi, mereka melakukan interaksi dengan lainnya.
Untuk penerapan
dalam perilaku manusia, kita akan mempertimbangkan konsep masyarakat dan
budaya. Masyarakat bisa didefenisikan sebagai jumlah total hubungan sesama
manusia. Konsep masyarakat berlangsung secara terus menerus dan kesempurnaan
antar individu dan hubungan institusional.
Konsep dari sebuah
system digunakan dalam ilmu keperilakuan dalam berbagai kajian ilmu. Ini mengarah
pada susunan yang saling berhubungan dan bagian yang independen ketika membahas
tentang system tata surya, system hayati ataupun system social. Pola dengan
berbagai bagian dan subsistem beroperasi sebagai struktur dari system. Pola
struktur sosial mengarah pada bentuk hubungan antara berbagai subsistem sosial
dan individu yang mungkin membuat fungsi suatu masyarakat organisasi sosial
ataupun kelompok sosial.
Budaya
Budaya
adalah cara hidup suatu masyarakat. masyarakat tidak bisa ada tanpa budaya, dan
budaya tidak bisa ada di luar masyarakat. Untuk memahami perilaku dalam konsep
organisasi para akutan sebaiknya tahu ide ataupun pikiran suatu kebudayaan.
Dalam beberapa instansi budaya organisasi merupakan lingkungan kerja merujuk
pada lingkungan kerja dan iklim organisasi. Dasar pikiran awal bahwa
elemem-elemen budaya mempengaruhi perilaku. Budaya bisnis adalah system umum
dari etika bisnis, pelaksanaan bisnis, pengetahuan bisnis dan hardware yang
mempengaruhi perilaku.
·
Kerangka kerja idealistis vs kerangka
kerja materiaistis
Kerangka
kerja Idealistis menjelaskan bahwa norma-norma budaya atau perilaku dapat terlihat
dalam ide-ide ataupun nilai-nilai yang dianut seseoarang. Hal ini sangat
bertentangan dengan kerangka kerja materialistis dimana konsep ini memahami
bahwa ide-ide bukan penyebab utama suatu perilaku. Jadi nilai-nilai bergantunh
pada dasar ekonomi dan hubungan antar manusia. Paham ini menyatakan bahwa
ide-ide tidak menyebabkan perkembangan norma-norma budaya, system ekonomi, atau
system perpolitikan.
·
Kerangka kerja interaksi
Kerangka
kerja interaksi symbolic dalam hal pemaknaan dan realitas secara social ditentukan
melalui proses interaksi manusia dengan lainnya, pencapaian ketentuan bersama
dari situasi sosial dan kesepakatan bersama terkait “apa:. Dalam beberapa cara,
interaksi simbolik dapat digambarkan sebagai sebuah alternative untuk peranan
teori.
·
Kerangka kerja Lainnya
Perilaku
bisa juga dimaknai sebagai istilah dari sikap, motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian.